Profil Hematologi Dan Mikronuclei Pada Sel Darah Merah (Eritrosit) Ikan Tawes (Barbonymus Gonionotus) Dari Sungai Kali Jagir Kota Surabaya Jawa Timur

Sungai Kali Jagir terletak di Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur. Dampak dari aktivitas penduduk sekitar sungai tersebut dapat mengakibatkan penurunan kualitas air sungai dan diduga berpengaruh pula pada darah ikan tawes dari sungai tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik mikronuklei pada ikan tawes (Barbonymus gonionotus) yang tertangkap di Sungai Kali Jagir, yang dilihat dari jumlah eritrosit, leukosit, konsentrasi hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah mikronuklei. Disamping itu juga diamati kualitas perairan Sungai Kali Jagir meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, BOD, COD, TSS dan kadar logam berat Hg. Penelitian dilaksanakan dalam metode survei. Stasiun 1 (dekat hulu), stasiun 2 merupakan lokasi pembuangan limbah domestik dari aktifitas manusia dan stasiun 3 merupakan daerah dekat persawahan. Sampel ikan tawes diambil dari tiga stasiun tersebut, masing-masing stasiun diambil 10 ekor ikan, sehingga total ikan seluruhnya berjumlah 30 ekor. Mikronuklei terbaik diperoleh di stasiun 1 sebesar 6 sel/1000 (eritrosit rata-rata 1.384.000 sel/mm3 , leucosit 198.977,5 sel/mm3 , hemoglobin 7,14 % dan hematokrit 29,5 %). Selanjutnya pada daerah pembuangan limbah domestik (stasiun 2) Nilai mikronuklei makin meningkat 11,5 sel/1000 (eritrosit rata-rata 438.000 sel/mm3 , leucosit 643.287,5 sel/mm3 , hemoglobin 2,49 % dan hematokrit 14,2 %). Menuju ke arah stasiun 3 yang merupakan wilayah persawahan dan menuju ke arah muara nilai mikronuklei membaik menjadi 9,6 sel/ 1000 yang menunjukkan adanya recovery dari ekosistem sungai Kali Jagir tersebut (eritrosit rata-rata 642.000 sel/mm3 , leucosit 556.507,5 sel/mm3 , hemoglobin 4,79 % dan hematokrit 19,5 %). Kualitas air sungai Kali Jagir masih memenuhi persyaratan mutu air kelas III. Perairan Sungai Kali Jagir terbaik di peroleh di bagian dekat hulu kemudian menurun mutunya di wilayah pembuangan limbah domestik (stasiun 2) dan mengalami perbaikan mutu (recovery) di dekat persawahan (stasiun 3). Dengan demikian diperlukan pengawasan dan penegakan hokum agar warga sekitar sungai dapat mentaati aturan pemanfaatan sungai yang berlaku