Pengaruh Pembagian Kerja Gender dalam Keluarga terhadap Kekuasaan Perempuan Pekerja dalam Pengambilan Keputusan di Rumah Tangga (Studi Eksplanasi pada Perempuan Pengrajin Mendong di Kec. Wajak Kab. Malang

Perdebatan tentang konsep kerja produktif dan kerja reproduktif atau domestik terkait dengan nilai kerjanya bisa jadi masih akan berlangsung lama. Di satu sisi, kerja reproduktif atau domestik diidentikan sebagai kerja perempuan yang tidak dapat menghasilkan pendapatan secara langsung, sehingga kerja tersebut tidak dianggap sebagai kerja, karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Sedangkan kerja produktif diidentikan sebagai kerja laki-laki yang dianggap merupakan kerja, karena kegiatan kerja ini dapat menghasilkan pendapatan secara langsung dan memiliki nilai ekonomi. Pembagian kerja gender tersebut menurut kaum feminis seringkali menimbulkan ketidakadilan bagi kaum perempuan. Fenomena tersebut masih banyak ditemukan, termasuk diantaranya yang dialami oleh kaum perempuan di Desa Blayu, Kec. Wajak Kab. Malang. Di desa tersebut kaum perempuannya mulai terlibat dalam pekerjaan produktif yaitu sebagai pengrajin anyaman tikar dan tampar dari mendong. Meskipun demikian, sejauh mana keterlibatan kaum perempuan tersebut mempengaruhi kekuasaan mereka dalam proses pengambilan keputusan dalam keluarga dapat ditemukan jawabannya pada rumusan permasalahan penelitian berikut ini : (1) Bagaimana pembagian kerja gender dalam keluarga pada perempuan yang bekerja sebagai penganyam mendong? (2) Bagaimana kekuasaan perempuan yang bekerja sebagai penganyam mendong dalam pengambilan keputusan di rumah tangga? (3) Bagaimana pengaruh pembagian kerja gender dalam keluarga terhadap kekuasaan perempuan penganyam mendong dalam pengambilan keputusan di rumah tangga? Penelitian ini merupakan studi eksplanasi yang melihat pengaruh pembagian kerja gender dalam keluarga terhadap kekuasaan perempuan pengrajin mendong di Ds. Blayu dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan secara simpel random sampling. Sementara itu teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner) dan indept interview serta observasi. Dari data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam sistem pembagian kerja gender dalam rumah tangga, perempuan masih mendominasi peran dalam pekerjaan domestik, meskipun dalam hal sosial dan ekonomi/produksi juga mempunyai peran yang tak kalah penting. Namun perannya dalam bidang produksi tetap terkait dengan stigma yang selama ini melekat pada perempuan, yaitu dengan menjadi pengrajin mendong. Sedangkan laki-laki sebagai kepala rumah tangga yang lebih berperan pada area publik. Selain itu, perempuan juga terlibat dalam mengambil keputusan dalam rumah tangga berkaitan dengan kegiatan domestik, family formating, kegiatan produksi/ekonomi (pembuatan dan pemasaran mendong) dan sosial. Meskipun wewenang perempuan dalam pengambilan keputusan tersebut masih cenderung masih berkaitan dengan tanggung jawabnya dalam ranah domestik. Tapi jika sudah berkaitan dengan ranah publik maka suami atau laki-lakilah yang lebih mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Dari uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan rho spearman dengan alpha 10% menunjukkan ada korelasi positif antara pembagian kerja gender dalam keluarga dengan kekuasaan perempuan pengrajin mendong dalam pengambilan keputusan di rumah tangga dengan koefisien korelasi sebesar 0,703