Evaluasi Program P2mkp Bagi Pembudidaya Ikan Lele (Clarias Sp.) Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Pembudidaya (Studi Kasus: Kelompok Pembudidaya Ikan Mekar Sari, Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung)

Lele lokal (Clarias batrachus) merupakan salah satu jenis dari genus Clarias yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selama ini ikan lele menyumbang lebih dari 10 persen produksi perikanan budidaya nasional dengan tingkat pertumbuhan mencapai 17 hingga 18 persen. Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), menetapkan ikan lele sebagai salah satu komoditas budidaya ikan air tawar unggulan di Indonesia. Perkembangan produksi ikan lele selama lima tahun terakhir menunjukkan hasil yang sangat signifikan yaitu sebesar 21,82 persen per tahun. Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu sentra produksi lele di Jawa Timur. Banyaknya pembudidaya ikan lele di Tulungagung dapat menyumbang pemenuhan kebutuhan pasar terhadap ikan konsumsi ini. Agar produksi ikan lele yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan pasar dan permintaan konsumen, diperlukan pembudidaya yang cakap dan memahami cara-cara pembudidayaan ikan lele yang baik dan benar. Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) merupakan lembaga pelatihan/permagangan di bidang kelautan dan perikanan yang dibentuk oleh BPSDM KP (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan) dengan tujuan untuk melatih masyarakat di bidang perikanan. P2MKP Mekar Sari merupakan P2MKP yang bergerak di bidang budidaya ikan. P2MKP dibina langsung oleh BPPP Banyuwangi (lembaga penanggungjawab program yang dibentuk oleh BPSDM KP terkait pegembangan sumberdaya manusia perikanan dan kelautan di Indonesia). Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui deskripsi program P2MKP dan lembaga pelaksana program, 2) Mengetahui pelaksanaan P2MKP Kelompok Pembudidaya Ikan Mekar Sari, 3) Mengetahui manfaat P2MKP terhadap peningkatan kesejahteraan rumah tangga Kelompok Pembudidaya Ikan Mekar Sari dan 4) Mengetahui kesejahteraan rumah tanga Kelompok Pembudidaya Ikan Mekar Sari sebelum dan sesudah adanya P2MKP. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpan data yang digunakan antara lain obesrvasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan cara purposive sampling. Pada studi deskriptif minimal sampel yang diambil adalah 10%. Analisis data yang digunakan terdiri dari analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif meliputi modal investasi, biaya produksi, penerimaan, keuntungan, penerimaan rumah tangga lainnya, pendapatan total rumah tangga dan pengeluaran rumah tangga. Untuk mengukur tingkat kesjeahteraan digunakan indikator kesejahteraan dari Badan Pusat Statistik tahun 2014. Pelaksanaan P2MKP pada POKDAKAN Mekar Sari sudah sesuai dengan harapan yang ditetapkan. Ketiga tujuan didirikannya P2MKP sudah tercapai yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan di bidang viii kelautan dan perikanan, meningkatkan peran aktif pelaku utama dan/atau pelaku usaha dalam pembentukan dan pengembangan P2MKP, serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan di bidang kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh P2MKP. Hal ini dapat dilihat dengan suksesnya pelatihan yang dijalankan, rencana tindak lanjut dan masih adanya keberlanjutan kegiatan pada P2MKP Mekar Sari hingga saat ini. Manfaat P2MKP terhadap peningkatan kesejahteraan rumah tangga POKDAKAN Mekar Sari dilihat dari analisis usaha budidaya ikan lele, pendapatan rumah tangga, pengeluaran rumah tangga, dan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Pada analisis usaha diperoleh rata- rata keuntungan Rp 14.677.691,00. Keuntungan tertinggi yaitu pada usaha Bapak Parsam keuntungan sebesar Rp 39.367.880,00 dan keuntungan terendah adalah pada usaha Bapak Huda keuntungan sebesar Rp 5.088.990,00. Pada pendapatan rumah tangga diperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp 24.705.161,00. Pendapatan rumah tangga tertinggi dimiliki oleh Bapak Agus Basri dengan pendapatan sebesar Rp 94.053.240,00 dan pendapatan terendah dimiliki oleh Bapak Parji dengan pendapatan sebesar Rp 8.304.828,00. Pada pengeluaran rumah tangga diperoleh rata-rata pengeluaran sebesar Rp 10.860.310,00. Pengeluaran rumah tangga tertinggi dimiliki oleh Bapak Agus Basri dengan pendapatan sebesar Rp 48.522.600,00 dan pendapatan terendah dimiliki oleh Bapak Parji dengan pendapatan sebesar Rp 2.292.750,00. Tingkat kesejahteraan rumah tangga diukur indikator dari BPS tahun 2014. Terdapat 7 variabel yang digunakan yaitu kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, serta sosial dan lain-lain. Dari rekapitulasi penggolangan hasil penelitian terhadap kesejahteraan rumah tangga diperoleh hasil bahwa keseluruhan responden merupakan keluarga sejahtera. Pelaksanaan P2MKP Mekar Sari dianggap berhasil dan dapat diterapkan untuk pelatihan-pelatihan mandiri oleh ketua kelompok P2MKP Mekar Sari sehingga sejak tahun 2015 sudah tidak ada pelatihan dari BPPP Banyuwangi. Dampak dari adanya P2MKP Mekar Sari adalah perubahan kesejahteraan rumah tangga pembudidaya dapat dilihat pada produktivitas budidaya, perumahan dan lingkungan, keanggotaan, pendapatan, pendidikan, ketrampilan budidaya, sosial dan lain-lain. Pada produktivitas budidaya terlihat adanya peningkatan produktivitas sebesar 80-85% dari awalnya berada pada angka 78-80%