Studi Aspek Biologi Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (Ppn) Prigi Kabupaten Trenggalek Jawa Timur

Ikan cakalang (Katsowanus pelamis) merupakan salah satu ikan pelagis besar yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Perairan Samudera Hindia menyimpan banyak potensi sumberdaya perikanan termasuk ikan cakalang dimana pemanfaatan yang dilakukan di perairan tersebut bersifat open acces. Eksploitasi yang dilakukan secara terus menerus akan membuat kondisi stok ikan mengalami penurunan atau berkurang. Salah satu cara untuk mengetahui produktifitas suatu spesies adalah dengan mengkaji aspek biologi. Dengan adanya hal tersebut informasi yang didapatkan adalah kondisi ikan pada saat panjang berapa ikan tersebut akan memijah dan tingkat produktifitas telur ikan dalam suatu pemijahan. Salah satu pusat pendaratan ikan cakalang di Jawa Timur berada di PPN Prigi Kabupaten Trenggalek. Lokasi tersebut bisa ditempuh dengan jarak +200 km dari Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Maret 2017 yang bertujuan untuk mengetahui aspek biologi ikan cakalang berdasarkan beberapa parameter antara lain hubungan panjang dan berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, panjang pertama kali ikan matang gonad (Lm), panjang pertama kali ikan tertangkap (Lc), dan analisis komposisi makanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik pengambilan data secara random sampling dimana data merupakan sampel acak yang kemudian akan dianalisis dengan bantuan sofware Microsoft Excel. Berdasarkan analisis aspek biologi ikan didapatkan jumlah sampel cakalang sebesar 222 ekor, hubungan panjang dan berat ikan cakalang mendapatkan persamaan W = 0,041200689*L2,74687046 dengan sifat pertumbuhan allometrik negatif. Rasio nisbah kelamin jantan dan betina pada cakalang adalah 2,04 : 1 dengan presentase jantan sebesar 67% dan betina sebesar 33%. Tingkat kematangan gonad yang didapatkan pada penelitian ini adalah TKG I hingga IV. Nilai indeks kematangan gonad didapatkan hasil minimum 0,22 hingga 2,01. Nilai Lm sebesar 39,10 cmFL dan nilai Lc sebesar 35,26 yang artinya ikan sebagian besar dalam ukuran tidak layak tangkap. Analisa komposisi makanan didapatkan makanan utama adalah ikan, dimana rata-rata makanannya adalah ikan pelagis kecil. Perlunya kajian informasi aspek biologi lebih lanjut dengan cara monitoring dan analisis data secara time series pada setiap lokasi pendaratan, untuk menjamin proses pemanfaatan ikan cakalang dapat berkelanjutan dan lestari