Kajian Teknik Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Vegetatif Awal Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.)

Tanaman tebu (Saccharum officinarum) termasuk golongan Graminae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Produksi gula Indonesia saat ini masih belum bisa mencukupi kebutuhan konsumsi skala nasional. Produksi gula dipengaruhi oleh bahan baku tebu yang tersedia. Pada 2016, produksi gula mentah hanya 2,21 juta ton, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,48 juta ton. Turunnya produksi ini mengakibatkan meningkatnya angka impor gula mentah yang mencapai 3,2 juta ton pada tahun lalu. Dalam usaha mempertahankan sasaran produksi maksimal tanaman tebu, sering menghadapi berbagai macam masalah yang dapat menghambat keberhasilan produksi, salah satunya adalah gangguan gulma. Pada tanamana tebu, keberadaan gulma dapat menurunkan produksi sebesar 15,0 – 53,7 % untuk penanaman di lahan sawah berpengairan sedangkan untuk lahan tegalan di Jawa produksi dapat berkurang 12,5 – 45,7 % (Kuntohartono, 1998 dalam Ghulam, 2012). Masa periode kritis gulma pada tanaman tebu terjadi pada kisaran 27-50 hari setelah tanam (Srivastava,2015). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aplikasi herbisida dan penyiangan dalam mengendalikan gulma pada vegeatif awal tebu. Penelitian dilaksanakan dilahan penelitian milik PT Kebon Agung, Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Juli – September 2017. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan meliputi : G0 (Kontrol / tidak dikendalikan), G1(Penyiangan gulma 2 mst), G2 (Penyiangan gulma 5 mst ), G3 (Penyiangan gulma 9 mst ), G4 (Herbisida Ametrin dosis 3 kg/ha) , G5 (Herbisida Diuron dosis 1,5 kg/ha ), G6 (Herbisida Ametrin + Diuron dosis 3 kg/ha + 1,5 kg/ha ), G7 (Herbisida Ametrin + Diuron dosis 2,5 kg/ha + 1,125 kg/ha), G8 (Herbisida Ametrin + Diuron dosis 2 kg/ha + 1 kg/ha ), G9 (Herbisida Ametrin + Diuron dosis 1,5 kg/ha + 0,75 kg/ha). Penelitian ini melalui beberapa tahap kegiatan yakni pengolahan tanah, pembuatan petak, penanaman, pemeliharaan yang meliputi pengairan, pembumbunan, pemupukan, pengendalian gulma. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian diantaranya perhitungan dominasi gulma dan bobot kering gulma serta pengamatan yang dilakukan pada tanaman umur 21 hst sampai 105 hst meliputi bobot kering gulma, tinggi tanaman, diameter tanaman, luas daun tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, dan bobot kering total tanaman. Data hasil pengamatan di analisis dengan uji F pada taraf 5 % untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan apabila terdapat pengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji BNJ pada taraf 5 % . Hasil Penelitian menunjukkan pengaruh perlakuan pemberian herbisida campuran ametrin + diuron (dosis 3 kg ha-1 + 1,5 kg ha-1) memberikan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (tanpa pengendalian) pada pengamatan tinggi tanaman, diameter batang tanaman, luas daun, jumlah daun, dan jumlah anakan. Hasil tersebut sesuai dengan pengamatan bobot kering gulma yang menunjukkan pengaruh perlakuan herbisida campuran ametrin + diuron (dosis 3 kg ha-1 + 1,5 kg ha-1) memberikan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (tanpa pengendalian), namun perlakuan herbisida campuran ametrin + diuron (dosis 3 kg ha-1 + 1,5 kg ha-1) memberikan hasil yang tidak berbeda nyata pada perlakuan pernyiangan 9 mst dan herbisida baik tunggal maupun campuran lainnya. Pada pengamatan bobot kering total tanaman perlakuan pemberian herbisida campuran ametrin + diuron (dosis 3 kg ha-1 + 1,5 kg ha-1) memberikan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (tanpa v pengendalian), namun perlakuan herbisida campuran ametrin + diuron (dosis 3 kg ha-1 + 1,5 kg ha-1) memberikan hasil yang tidak berbeda nyata pada perlakuan pernyiangan 2, 5, dan 9 mst dan herbisida baik tunggal maupun campuran lainnya