Dampak Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Petambak (Studi Kasus Di Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur)

Jawa timur merupakan salah satu provinsi dimana terdapat banyak lahan garam. Jika diperhatikan di beberapa wilayah Jawa Timur khusunya petambak garam, pelaku usaha garam ini sebagian besar adalah petani, pengepul yang dalam hal ini dengan skala usaha kecil dan menengah dan beberapa usaha besar sebagai produsen industri olahan garam. Dengan melihat potensi yang dimiliki Jawa Timur maka prospek pengembangan manufaktur khususnya pengolahan garam sangat potensial untuk dikembangkan salah satunya dengan program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) oleh pemerintah untuk mengentas kemiskinan pada rumah tangga pesisir. Kota Pasuruan sendiri termasuk Kota yang terpilih untuk melaksanakan program ini. Dengan adanya program ini, maka akan merubah kegiatan ekonomi serta mempunyai dampak terhadap ekonomi rumah tangga petambak. Tujuan dari penelitian ini adalah untul mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan program PUGAR di Kota Pasuruan serta pengaruhnya terhadap Hasil Produksi, Curahan Kerja Rumah Tangga, Pendapatan Rumah Tangga dan Konsumsi Rumah Tangga petambak. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak program PUGAR terhadap ekonomi rumah tangga petambak Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai Februari 2018 dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data dengan cara observasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi dengan analisis data menggunakan perhitungan konsumsi rumah tangga, surplus, uji Kolmonogrov- sminorv,uji Wilcoxondan Indikator Kesejahteraan Keluarga menurut BPS tahun 2005 Kota Pasuruan terletak di tengah-tengah Kabupaten Pasuruan, terbentang antara 112°45´-112°55´ Bujur Timur dan 7°35´-7°45´ Lintang Selatan. Wilayah ini merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 meter dari permukaan air laut. Kota Pasuruan memiliki panjang pantai 4,5 km yang terbentang dari barat ke timur. Dipesisir pantai terdapat banyak lahan tambak milik masyarakat, oleh karena itulah maka program PUGAR ini tepat diberikan terhadap petambak di Kota Pasuruan.Secara administratif, Kota Pasuruan terbagi menjadi empat kecamatan dimana tiga kecamatan ini termasuk dalam wilayah PUGAR yaitu kecamatan Panggung Rejo, Gading Rejo dan Bugul Kidul. selain digunakan untuk produksi garam, tambak digunakan untuk berbudidaya. Selain budidaya tambak, potensi perikanan Kota Pasuruan juga berasal dari kolam dan karamba serta berasal dari perairan umum yaitu rawa dan sungai. Kegiatan program PUGAR tidak lepas dari campur tangan Dinas Perikanan Kota atau Kabupaten jika itu di tingkat kota maupun Kabupaten. Dinas Perikanan bertugas untuk melakukan sosialisasi mendampingi, memonitoring, mengevaluasi pelaksanaan program tersebut. Sedangkan para petambak adalah pelaku utama yang akan melaksanakan program tersebut. Pelaksanaan PUGAR di Kota Pasuruan dikatakan sudah baik dilihat dari adanya sentra, KUGAR, hasil produksi serta sarana dan prasarana yang diperoleh. Alur pemasaran hasil garam sendiri hanya sampai pengepul, sedangkan untuk kelembagaan di Kota Pasuruan masih belum ada salah satu contoh yaitu koperasi. Koperasi ini sudah terbentuk pada tahun 2017 namun belum bisa dijalankan. Rumah tangga petambak terdiri dari kepala rumah tangga, istri dan anak. Adapun akses kerja rumah tangga petambak meliputi petambak, pembudidaya, guru, PNS, pedagang, buka warung dan pekerja perusahaan atau usaha swasta. Dari hasil uji normalitas, diketahui bahwa hasil produksi, pendapatan kepala keluarga, istri dan anak menunjukkan data berdistribusi tidak normal hal ini karena nilai Asymp. Sign(2-tailed)0,05 maka H0 diterima atau program tidk berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu kerj istri rumah tangga petambak Tingkat kesejahteraan pada para petambak berkisar antara 20 sampai 24 itu artinya, tingkat kesejahteraan para petambak tergolong pada tingkat kesejahteraan tinggi. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan kebijakan ini dilaksanakan lebih luas dan perlu adanya penambahan tenaga pendamping serta koperasi yang segera dijalankan,juga diharapkan kesadaran masyarakat akan manajemen keuangan rumah tangga. Selain itu, usaha garam ini dapat dijadikan sebagai wisata edukasi untuk masyarakat awam