Pemanfaatan Kulit Pisang Raja untuk Produksi Asam Sitrat Menggunakan Aspergilus niger dengan Penambahan Ampas Tahu sebagai Sumber Protein.

Pisang raja merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat. Biasanya pisang raja dikonsumsi secara langsung ataupun diolah menjadi keripik pisang. Salah satu UKM penghasil keripik pisang adalah UKM Fronizka Indomedia Sukses di Kepanjen, Kabupaten Malang. Namun, dalam memproduksi kripik pisang, UKM tersebut menghasilkan limbah kulit pisang yang berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, kulit pisang raja dapat dimanfaatkan sebagai substrat untuk produksi asam sitrat. Produksi asam sitrat dapat dibuat dengan cara fermentasi padat menggunakan Aspergillus niger. Ampas tahu dapat ditambahkan dalam media fermentasi agar asam sitrat yang dihasilkan lebih optimal. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial dengan faktor ampas tahu yaitu 0%, 4%, 8%, 12% dan 16%. Rumusan masalah penelitian ini adalah berapa konsentrasi ampas tahu yang tepat pada fermentasi asam sitrat dari kulit pisang raja. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh penambahan ampas tahu pada fermentasi asam sitrat dari kulit pisang raja. Perlakuan A3 (ampas tahu 12%) merupakan perlakuan terbaik dengan kadar asam sitrat sebesar 30.21%, pH sebesar 2.97 dan sisa total gula reduksi sebesar 38.225mg/g. Hasil analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR) ekstrak fermentasi kulit pisang raja menunjukkan gugus fungsi asam sitrat dengan karakteristik adanya gugus fungsi C-H, O-H, C=O dan C=C