Pengaruh Penambahan Mixyeast Dalam Pakan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging

Upaya untuk meningkatkan penampilan produksi pada ayam pedaging salah satunya yaitu dengan memperhatikan manajemen pakan. Hal itu dikarenakan pakan berhubungan langsung dengan metabolisme tubuh sehingga dapat berpengaruh pada penampilan produksi ayam pedaging. Peningkatan kandungan nutrisi pada ayam pedaging sangatlah diperlukan. Penambahan pakan tambahan dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penambahan Mixyeast dalam pakan terhadap penampilan produksi pada ayam pedaging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Mixyeast dalam pakan terhadap penampilan produksi pada ayam pedaging. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 35 hari di peternakan Bapak Jali yang berlokasi di Desa Lamong, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri dan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak. viii Analisis bahan pakan dan pakan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Ternak dalam penelitian ini menggunakan Day Old Chick (DOC) Charoen Pokphand CP 707 yang berumur 1 hari sebanyak 125 ekor. Ayam tidak dibedakan dengan jenis kelamin atau unsexing dan dipelihara selama 35 hari. Data yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk Exel dan Dianalisis ragam dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila ada perbedaan pengaruh diantara perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil Perhitungan analisis ragam konsumsi pakan menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan. Nilai rataan konsumsi pakan terendah hingga tertinggi adalah pada perlakuan P0: 3559,6 ± 49,78; P4: 3757,32± 51,4; P1: 3766,24 ± 76,68; P3: 3802,6 ± 36,95; dan P2: 3822,22 ± 56,57. Untuk mengetahui perlakuan paling berpengaruh maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil Uji Duncan menunjukan bahwa penambahan Mixyeast pada pakan sebesar 0,5% dari total jumlah pakan yang diberikan P2 menunjukan nilai konsumsi pakan yang meningkat. Hasil Perhitungan analisis ragam PBB menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat tidak nyata (P>0,01) terhadap PBB. Sehingga tidak dilakukan untuk uji lanjutan Uji Duncan. Nilai rataan PBB terendah hingga tertinggi adalah pada perlakuan P0: 1931 ± 114,97; P4: 1921 ± 78,45; P1: 2014 ± 165,29; P3: 1969 ± 78,89 dan P2: 2129 ± 125,23. Dengan demikian menunjukan pakan yang ditambahkan Mixyeast dengan perlakuan P2 memberikan hasil PBB tertinggi yaitu sebesar 2129 ± 125,23 dibandingkan ix pakan yang ditambahkan Mixyeast pada perlakuan P1, P3, dan P4. Hasil Perhitungan analisis ragam FCR menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (P>0,01) terhadap FCR. Sehingga dilakukan untuk uji lanjutan Uji Duncan. Nilai rataan FCR tertinggi hingga terendah adalah pada perlakuan P4: 1,96 ± 0,07; P3: 1,94 ± 0,12; P1: 1,88 ± 0,17; P0: 1,85 ± 0,10; dan P2: 1,80 ± 0,09. Pakan yang ditambahkan Mixyeast dengan perlakuan P2 memberikan hasil FCR terbaik yaitu sebesar 1,80 ± 0,09 dibandingkan pakan yang ditambahkan Mixyeast pada perlakuan P1, P3, dan P4. Hasil Perhitungan analisis ragam IOFC menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap IOFC. Sehingga tidak dilakukan untuk uji lanjutan Uji Duncan. Nilai rataan IOFC terendah hingga tertinggi adalah pada perlakuan P4: 7943,37 ± 1263,32; P3: 8796,44 ± 2323,02; P1: 10489,98 ± 3332,27; P0: 10703,92 ± 2139,78; dan P2: 11971,66 ± 1887,59. Pakan dengan perlakuan P2 memberikan hasil IOFC terbaik yaitu sebesar 11971,66 ± 1887,59 di bandingkan pakan yang ditambahkan MIXYEAST pada perlakuan P1, P3 dan P4. Penggunaan Mixyeast meningkatkan konsumsi pakan tanpa mempengaruhi pertambahan bobot badan, nilai FCR, dan nilai IOFC. Perlakuan terbaik adalah penggunaan Mixyeast pada level 0,5%. Pengaplikasian penambahan Mixyeast pada level 0,5% sangat disarankan karena dapat meningkatkan efisiensi pakan dan meningkatkan pendapatan