Analisis Strategi Pengembangan Keripik Kentang Di Ud. Istana Keripik Kentang Batu

Kentang tidak hanya sebagai konsumsi sayuran namun konsumsi kentang dalam bentuk produk hasil olahan (chips dan French fries). Terjadi peningkatan konsumsi kentang olahan pada tahun 2014 produksi kentang di Jawa Timur mencapai 208.270 ton, produktivitas 18,47 ton/ha, luas panen 11.277, tahun 2015 produksi kentang mencapai 212.173 ton, produktivitas 17,85 ton/ha, luas panen 11.889 ton, dan tahun 2016 produksi kentang mencapai 2.279.758 ton, produktivitas 19,05 ton/ha, luas panen 11.967. UD. Istana Keripik Kentang yang merupakan perusahaan agroindustri yang memproduksi keripik kentang yang ada di kota Batu. Dengan banyaknya pesaing yang memproduksi produk sejenis maka perusahaan harus memiliki strategi pengembangan yang baik agar dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Penentuan strategi yang baik perlu adanya analisis yang digunakan untuk menentukan strategi apa yang tepat untuk digunakan di perusahaan yaitu dengan menggunakan matriks SWOT. Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk (1) Mengetahui strategi pengembangan melalui faktor internal dan eskternal UD. Istana keripik kentang, (2) Menyusun alternatif strategi pengembangan yang tepat bagi UD. Istana keripik kentang. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan penentuan sampel secara purposive sampling. Penentuan lokasi dilakukukan secara purposive yang yang berada dijalan Gangsiran, Tlekung, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah IFAS, EFAS, IE, SWOT, dan QSPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan yang dapat diterapkan dengan mengananilisis QSPM didapatkan beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi UD. Istana Keripik Kentang adalah (1) melakukan inovasi produk yang sudah ada seperti kemasan, rasa, dan bentuk (2) mengembangkan produk dengan inovasi tertentu seperti, produk stik kentang (3) menjaga kualitas produk tetapi dengan harga yang terjangkau dibandingkan pesaing sejenis (4) mengembangkan produk inovasi tertentu seperti rasa, dan kemasan yang berbeda dari pesaing (5) menambah inovasi produk agar tidak kalah dengan produk subtitusi (6) harga produk yang lebih murah dapat membuat para pelanggan membeli produk keripik kentang dijadikan sebagai oleh-oleh khas daerah Batu (7) saluran distribusi yang banyak dapat memasarkan produk hingga keluar kota yang lebih luas (8) membuat produk alternatif serupa (keripik singkong, keripik ubi) (9) meningkatkan promosi produk agar tidak kalah dengan perusahaan sejenis (10) Mempertahankan rasa dan membuat inovasi produk seperti bentuk, dengan rasa yang sama (11) Meningkatkan kualitas produk yang sudah ada agar tidak kalah dengan produk subtitusi (12) dengan kurangnya SDM maka memprioritaskan penjualan di dalam kota (13) membeli bahan baku kentang di tempat lain untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku (14) Memanfaatkan penjualan keripik kentang keluar kota dengan sekaligus melakukan promosi seperti diskon