Pengaruh Frekuensi Dekok Sargassum Sp Yang Berbeda Terhadap Penurunan Glukosa Darah Dan Ekspresi Tnf-A Pada Ginjal Dan Aorta Tikus Diabetes Melitus Tipe 2

Sargassum sp adalah salah satu jenis rumput laut cokelat yang mengandung senyawa aktif polifenol (florotanin) yang memiliki potensi bagi kesehatan sebagai antioksidan, penghambat kinerja beberapa enzim, antibakteri, anti HIV, anti kanker, radio protektif dan antialergi. Sarrgassum sp memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan nutraseutikal melalui ekstraksi untuk mendapatkan kandungan bioaktif salah satu metode ekstraksi yang bisa digunakan yaitu metode dekoksi. Metode dekoksi merupakan ekstraksi simptisia nabati yang dilakukan relatif sederhana dengan pelarut air untuk memperoleh ekstrak dalam waktu 30 menit terhitung dimulai suhu 90 OC. Senyawa bioaktif yang didapat melalui metode dekoksi yaitu polifenol, alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid). DM merupakan gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia yang bisa disebabkan oleh kurangnya hormon insulin, menurunkan efek insulin atau keduanya. DM dicirikan oleh naiknya kadar glukosa darah, menurunnya kadar insulin, penurunan berat badan, polifagia (banyak makan), polidipsia (banyak minum) dan poliuria (banyak kencing). Eksresi insulin dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas sel p pankreas dalam merombak glukosa menjadi energi. Hai ini bisa disebabkan karena adanya radikal bebas. Radikal bebas bisa menyebabkan inflamasi (penurunan kadar TNF-a pada beberapa organ misal organ Ginjal dan Aorta. Tujuan dart penelitian ini adalah untuk mendapatkan frekuensi pemberian dekok Sargassum sp yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah, TNF-a, berat badan, polifagia, polidipsia, poliuria, dan meningkatkan kadar insulin. penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2017 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium FAAL Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen menggunakan rancangan percobaan RAL sederhana dengan tujuh perlakuan dan 3 kali ulangan. Sargassum sp segar didekoksi dengan perbandingan 1:6,37 pada suhu 90 OC dalam waktu 22 menit. Tikus diberi perlakuan menggunakan frekuensi pemberian dekok Sargassum sp yang berbeda (3 kali, 2 kali, 1 kali dalam sehari) selama 20 hart. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan setiap 5 hart sekali. Pengukuran berat badan, konsumsi pakan, konsumsi minum, volume win dilakukan setiap hart selama 20 hart. Setelah 20 hart perlakuan organ tikus diambil untuk dilakukan uji kadar insulin pada darah, kadar TNF-a pada organ ginjal dan aorta. Hasil pengamatan kadar glukosa pada akhir masa penelitian menunjukan bahwa kadar glukosa darah tikus normal lebih rendah daripada tikus diabetes. Pemberian dosis Sargassum sp dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus. Pemberian frekuensi Sargassum sp 1 kali dapat menurunkan kadar glukosa darah mencapai 337,6 mgiciL, frekuensi Sargassum sp 2 kali dapat menurunkan kadar glukosa darah mencapai 236,6 mg/c11. dan frekuensi Sargassum sp 3 kali dapat menurunkan kadar glukosa darah mencapai 182,2 mg/dL. Hasil uji kadar insulin pada akhir masa penelitian menunjukan bahwa kadar insulin tikus normal lebih rendah dari pada tikus diabetes. Pemberian dosis Sargassum sp dapat menurunkan kadar insulin tikus diabetes mellitus. Pemberian frekuensi Sargassum sp 1 kali dapat menurunkan kadar insulin mencapai 7,09 miLVL, frekuensi Sargassum sp 2 kali dapat menurunkan kadar insulin mencapai 6,13 mlU/L dan frekuensi Sargassum sp 3 kali dapat menurunkan kadar insulin mencapai 5,16 ml LPL Hash uji ekspresi TNF-a ginjal dan aorta pada akhir masa penelitian menunjukan bahwa kadar ekspresi TNF-a normal lebih rendah dari pada kadar ekspresi INF-a tikus diabetes. Pemberian dosis Sargassum sp dapat menurunkan kadar ekspresi INF-a pada ginjal dan aorta tikus diabetes mellitus. Pemberian frekuensi Sargassum sp 1 kali dapat menurunkan kadar ekspresi TNF-a ginjal dan aorta mencapai 2534 dan 1191 pg/mL, frekuensi Sargassum sp 2 kali dapat menurunkan kadar ekspresi TNF-a ginjal dan aorta mencapai 1706 pg/mL dan 887 pg/mL dan frekuensi Sargassum sp 3 kali dapat menurunkan kadar ekspresi Th1F-a ginjal dan aorta mencapai 1444 pg/mL. dan 850 pg/mL. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hash bahwa frekuensi pemberian dekok Sargassum sp 2259 mg/kgBB pada pagi, slang dan sore hari lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah, kadar insulin, berat badan, polifagia, polidipsia, poliuria dan kadar TNF-a pada tikus diabetes melitus dibandingkan dengan frekuensi pemberian pada pagi hari saia dan iuga pemberian pada pagi dan sore hari