Uji Sensitivitas Ekstrak Kasar Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis) Terhadap Bakteri Vibrio Harveyi Secara In Vitro

Potensi sumberdaya laut dan pantai masih cukup besar peluangnya untuk pengembangan eksploitasi di bidang perikanan baik penangkapan maupun usaha budidaya ikan khususnya budidaya tambak. Namun, masalah penyakit dapat menjadi kendala utama dalam usaha budidaya karena dapat merugikan usaha budidaya seperti penurunan produksi, kualitas air bahkan kematian. Sehingga perlu adanya pengendalian perluasan penyakit yang harus dilakukan sedini mungkin, agar tidak terjadi wabah penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi. Upaya pengendalian yang telah dilakukan untuk menangani masalah ini adalah penggunaan obat-obatan yang dianggap praktis namun memiliki efek samping yang akan menyebabkan bakteri patogen menjadi resisten. Oleh sebab itu, dibutuhkan pengobatan berbahan tanaman dari alam mengingat Indonesia memiliki biodiversitas tinggi. Salah satunya tanaman obat yang bisa digunakan yaitu daun tempuyung (S. arvensis) yang mengandung senyawa flavonoid. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Pada bulan Maret sampai bulan Mei 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi yang tepat untuk uji sensitivitas ekstrak kasar daun tempuyung (S. arvensis) pada bakteri V. harveyi secara in vitro. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen sedangkan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) , menggunakan 5 perlakuan dosis ekstrak kasar daun tempuyung yaitu dosis 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm dan 2500 ppm. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Daun tempuyung (S. arvensis) didapatkan dari daerah Batu, Jawa Timur Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak kasar daun tempuyung (S. arvensis) memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan bakteri V. harveyi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata diameter daya hambat terbesar yaitu pada dosis 1500 ppm yaitu sebesar 5,25 mm. hubungan antara perbedaan dosis ekstrak kasar daun tempuyung (S. arvensis) terhadap diameter daya hambat bakteri V. harveyi menghasilkan hubungan atau grafik secara kuadratik, dimana persamaannya didapatkan y = 1,738 + 0,000359 x + - 0,0000012 x2 dan koefisien R² = 0.76 Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa hasil uji sensitivitas antibakteri dengan menggunakan uji cakram menunjukkan dosis ekstrak kasar daun tempuyung (S. arvensis) berpengaruh sangat nyata terhadap daya hambat dari pertumbuhan bakteri V. harveyi dengan dosis optimumnya yaitu sebesar 1495,83 ppm