Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap Komposisi dan Produk Gas Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Mahoni dengan Katalis Zeolit 75%wt

Pirolisis merupakan proses dekomposisi termal bahan organik tanpa atau dengan lebih sedikit oksigen yang bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu biomassa, hasil dari pirolisis tersebut berupa char, tar dan gas. Biomassa adalah bahan organik yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan. Pengolahan biomassa yang tepat dapat meningkatkan kualitas dari energi yang dihasilkan. Beberapa penelitian telah dilakukan dengan memvariasikan faktor - faktor yang dapat mempengaruhi produk pirolisis. Penggunaan katalis juga dapat mempengaruhi produk akhir pirolisis, karena katalis dapat mempercepat reaksi pemecahan. Salah satu katalis yang dapat digunakan adalah zeolit. Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat diperkirakan bahwa pirolisis dengan penambahan zeolit 75%wt akan meningkatkan produk gas dan produk tar pada pirolisis kayu mahoni. Sehingga dapat dirumuskan masalah bagaimana pengaruh variasi temperatur terhadap gas hasil pirolisis serbuk kayu mahoni dengan penambahan katalis zeolit 75%wt. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekperimental nyata. Dengan variabel bebas temperatur tahan biomassa 350, 450, 500, 600 700 dan 800°C dan pengambilan sampel tiap temperatur pada waktu 20, 40, 60, 90, 120, 150 menit. Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah biomassa serbuk kayu mahoni yang telah di mesh 20 dan dipanaskan selama 120 menit dengan temperatur 110°C lalu ditimbang seberat 200 gram, dengan zeolit 600 gram (75%wt) yang dengan waktu pirolisis selama 180 menit. variabel terikat pada penelitian ini adalah komposisi gas hasil pirolisis. Hasil dari penelitian ini didapatkan laju pemanasan dengan penambahan zeolit 75% lebih baik daripada tanpa zeolit. Selain itu produk gas dan tar dengan penambahan zeolit lebih banyak dibandingkan dengan tanpa zeolit. Sedangkan produk char lebih sedikit. Produk gas yang dihasilkan pada temperatur 350, 450, 500, 600 700 dan 800°C secara berurutan adalah 37; 45,8; 59,4; 62,7; 63,48; 65,27. Tiap – tiap produk senyawa gas CO2,CH4, dan H2 yang dihasilkan masing – masing memiliki titik optimum yang berbeda – beda pada setiap temperatur. Hal ini disebabkan reaksi yang terjadi berbeda – beda pada tiap temperaturnya