Mantra Tandur di Desa Wiyurejo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang: Kajian Antropolinguistik

Penelitian ini mengkaji mantra digunakan oleh masyarakat petani di Desa Wiyurejo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang ketika akan bercocok tanam. Mantra bercocok tanam atau yang disebut dengan mantra tandur(MT) ini adalah bagian dari ritual tandur (ritual menanam) dalam aktivitas pertanian. Mantra ini penting untuk diselamatkan karena keberadaannya sudah hampir punah. MT memiliki pengetahuan yang mampu menembus pemahaman literal.Adapun kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah antropolinguistik dengan pendekatan etnografi komunikasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aspek-aspek kebahasaan dan konsepsi kebudayaan yang dijelaskan dan ditransmisikan melalui mantra dan ritual tandur. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang digunakan adalah etnografi. Data dan sumber data berasal dari teks MT dan perapalan MT. Data penelitian disediakan dengan metode simak, rekam, dan catat. Selanjutnya, data diolah, dianalisis, dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian pada aspek kebahasaan menunjukkan bahwa MT memiliki kekhasan dalam bentuk bahasa, seperti (a) bahasa arkaik, (b) penjajaran bahasa Arab dan bahasa Jawa, dan hadirnya (c) kata tabu. Bentuk repetisi yang muncul dalam MT tampak seperti (a) repetisi gramatikal, (b) repetisi leksikal, dan (c) repetisi semantik sebagai kohesi wacana mantra. Struktur pembangun MT yang terdiri atas unsur (i) pembuka, (ii) niat, (iii) sugesti, (iv) tujuan, dan (v) penutup hadir sebagai sistem komunikasi bahasa. Aspek sosiokultural yang muncul dalam MT antara lain (i) MT sebagai ritus dan pedoman pertanian, (ii) MT dan sistem perhitungan Jawa, dan (iii) performansi dan indesikalitas sebagai konsepsi kebudayan