Pengaruh Profilaksis Ekstrak Dinding Sel Candida Albicans Terhadap Jumlah Sel T Cd4+ Pada Mencit Model Demam Tifoid

Demam tifoid merupakan penyakit multisistem yang berpotensi fatal. Sedangkan di Indonesia penyakit ini bersifat endemis. Kasus relaps dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai menyulitkan pengendalian. Sudah dilaksanakan upaya vaksinasi namun banyak keterbatasan. Upaya preventif yang efektif perlu dilakukan, seperti imunomodulator. β-glucans merupakan senyawa aktif dalam inisiasi respon imun innate aupun adaptif. β-glucans menjadi penyusun dinding sel fungi ,seperti Candida albicans. Pada penelitian ini digunakan β-glucan dari ekstrak dinding sel Candida albicans sebagai profilaksis. Identifikasi β-glucans dengan menggunakan FTIR (Fourier Transform InfraRed). Dilakukan pembagian menjadi 3 kelompok (kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, dan kelompok perlakuan profilaksis) dengan masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit. Kelompok kontrol positif hanya diinduksi Salmonella Typhimurium, kelompok kontrol negatif tidak diberi perlakuan apapun, dan kelompok perlakuan profilakasis diberikan ekstrak dinding sel Candida albicans pada hari ke-14 dan ke-16. Dilakukan penghitungan jumlah sel T CD4+ pada lien mencit dengan flowcytometry pada hari ke-21. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan jumlah sel T CD4+ pada kelompok profilaksis terhadap kelompok kontrol positif (p=0,013) dan negatif (p=0,003). Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pemberian profilaksis ekstrak dinding sel Candida albicans dapat meningkatkan jumlah sel T CD4+ pada mencit model demam tifoid. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis dan durasi pengaruh profilaksis yang diberikan untuk keperluan booster pada pemberian profilaksi