Strategi Pengembangan Instalasi Pelabuhan Dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan (IP2SKP) Pancer, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur

Instalasi Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (IP2SKP) Pancer di kawasan Banyuwangi yang memiliki potensi perikanan yang baik. Keberadaan IP2SKP Pancer mempunyai peranan penting bagi masyarakat pesisir dalam menunjang perekonomian di daerah tersebut. Fasilitas yang ada di IP2SKP Pancer untuk menunjang kegiatan perikanan tangkap dapat menimbulkan permasalahan dengan meningkatnya jumlah nelayan setiap tahun. Sehingga diperlukan pengembangan Pelabuhan Perikanan tersebut yang dapat memberikan manfaat dan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sumberdaya berkelanjutan untuk mencapai tujuan dari program yaitu kesejahteraan masyarakat setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas pelabuhan yang dapat dikembangkan di IP2SKP Pancer, mengetahui isu dan permasalahan yang terjadi di IP2SKP Pancer dan menentukan strategi dan kebijakan dalam mengembangkan IP2SKP Pancer. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 - Mei 2017 dilakukan di Instalasi Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (IP2SKP) Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara suvey. Metode deskriptif digunakan untuk memperoleh data berupa gambaran mengenai kondisi fasilitas pelabuhan yang ada di IP2SKP Pancer. Metode survey adalah suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden individu. Kemudian data diolah dan diproses dengan menggunakan analisis Strenght, Weakness, Opportunities dan Threats (SWOT) sebagai analisis kualitatif; dan menggunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) sebagai analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa secara keseluruhan fasilitas yang ada di IP2SKP Pancer berupa fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang membutuhkan pengembangan berupa perbaikan maupun pembaruan bangunan fisik dilihat dari kondisi yang ada agar kinerja dari IP2SKP Pancer dapat maksimal. Untuk isu dan permasalahan yang ada di IP2SKP Pancer adalah adanya aktivitas masyarakat dalam penangkapan baby lobster, jumlah produksi hasil tangkapan pada tahun 2016 yang dapat dicatat menurun,. bertambahnya jumlah armada tangkap yang tidak terkendali, kurang tertatanya tempat sandar kapal berdasarkan ukuran kapal, dan kurangnya peran investor sebagai penunjang pengembangan pelabuhan IP2SKP Pancer. Strategi dari hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa yang harus dilakukan oleh IP2SKP Pancer adalah strategi S-O (Strength-Opportunity). Strategi tersebut yaitu a) meningkatkan kualitas pelayanan pelabuhan perikanan dan sumberdaya manusia dalam mengelola sumberdaya perikanan yang berkelanjutan, b) memanfaatkan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan fasilitas IP2SKP Pancer serta akses jalan untuk memasarkan hasil perikanan sampai keluar daerah, c) melakukan kerja sama antara nelayan dengan pihak lokasi wisata pantai. Dan prioritas kebijakan yang harus diimplementasikan terlebih dahulu berdasarkan nilai TAS tertinggi dari hasil analisis QSPM adalah pengembangan dari pengelola pelabuhan dan usaha perikanan (Institution Developmen) dengan nilai TAS 6,825 kemudian dilakukan penggabungan kebijakan dengan masyarakat lokal/nelayan (Institution Policy) denga nilai TAS sebesar 5,299 secara terpadu. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya diperlukan penelitian lanjutan tentang tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan IP2SKP Pancer sehingga fungsinya dapat dioptimalkan, diperlukan adanya peningkatan kualitas tenaga kerja dari pihak instansi terkait IP2SKP Pancer agar kinerja lebih efektif dan penempatan petugas pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan (PSDKP), dan hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan IP2SKP Pancer dalam perencanaan strategi agar dapat membantu pengembangan pelabuhan perikanan berdasarkan dari hasil analisis SWOT dan QSPM yang dilakukan peneliti oleh pihak instansi terkait