Pengaruh Green Roof Terhadap Kenyamanan Termal Bangunan Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia

Keadaan lingkungan yang tidak terjaga dari pembangunan saat ini berakibat pada perubahan iklim. Perubahan iklim berpengaruh terhadap suhu udara yang dirasakan oleh seseorang. Suhu udara yang naik dan semakin panas menyebabkan manusia membutuhkan tempat bernaung yang dapat menaungi dan mampu menurunkan suhu agar memberikan kenyamanan manusia saat beraktivitas didalamnya. Maka dari itu, suatu bangunan didesain untuk tanggap terhadap iklim agar memberikan kenyamanan termal yang dirasakan oleh penggunanya. Tingkat pembangunan di daerah perkotaan yang kurang memperhatikan ketersediaan lahan, sering mengakibatkan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi sasaran penggusuran dengan berbagai alasan. Kurangnya RTH pada perkotaan dapat menyebabkan tingginya temperatur suatu perkotaan dibandingkan dengan tingkat kehangatan di daerah luar kota (Urban Heat Island). Salah satu pemberdayaan ruang hijau yang tepat ditengah tingginya pembangunan dan kurangnya lahan dapat menyusupkan ruang hijau pada atap-atap gedung bertingkat (green roof). Taman atap ini merupakan bentuk penghijauan dengan wadah tanam atau ruang pada atap bangunan. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia merupakan salah satu bangunan yang tanggap terhadap iklim dan menggunakan konsep green building berupa penerapan green roof sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Perpustakaan UI berfungsi sebagai tempat belajar sekaligus menjadi pusat kegiatan bagi seluruh aktivitas akademika UI, sehingga perlu didesain sedemikian rupa sehingga para pengguna perpustakaan merasa nyaman saat beraktivitas di dalam bangunan dengan desain yang tidak merusak lingkungan. Konsep green roof yang belum banyak digunakan dan diteliti di Indonesia menjadi salah satu latar belakang peneltian ini dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa konsep green roof merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah Urban Heat Island dan kurangnya lahan hijau pada wilayah perkotaan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan mengukur temperatur udara dan kelembaban udara pada ruang dalam bangunan perpustakaan UI, serta menyebarkan kuesioner kepada pengguna perpustakaan untuk mengetahui sensasi termal yang dirasakan. Penelitian akan dilakukan dengan mengolah data termal lapangan dan hasl kuesioner untuk menentukan standar kenyamanan termal pada bangunan. Setelah mendapatkan data termal lapangan dibuat model simulasi menggunakan software Ecotect Analysis 2011. Selain itu Ecotect Analysis 2011 digunakan untuk mensimulasikan temperatur ruang jika menggunakan material atap beton dan tanah liat. Hasil yang didapatkan dari analisis yang dilakukan adalah rata-rata pengguna perpustakaan merasa nyaman beraktivitas di dalam ruang dengan hasil temperatur pada ruang baca dan ruang diskusi. Hasil simulasi saat menggunakan atap tanah liat dan beton ternyata temperatur udara pada ruang menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan green roof. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kenyamanan termal yang dirasakan oleh pengguna ruang perpustakaan UI. Dengan adanya penelitian ini membuktikan bahwa green roof memberikan temperatur ruang yang lebih rendah dibandingkan dengan atap tanah liat dan beton