Eksplorasi Dan Uji Potensi Khamir Sebagai Bioremediator Residu Fungisida Berbahan Aktif Mankozeb Secara In Vitro

Pertanian merupakan salah satu sektor industri terbesar yang ada di Indonesia. Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan Indonesia. Dalam melakukan kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sering kali ditemukannya kendala, salah satunya yaitu gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat merusak hasil pertanian baik secara kualitas maupun kuantitas. Tingkat keparahan serangan OPT yang tinggi membuat petani menggunakan cara yang instan untuk mengendalikan serangan OPT, salah satunya penggunaan pestisida. Meningkatnya penggunaan pestisida pada lahan pertanian dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Oleh karena itu harus dilakukan upaya untuk mengembalikan kondisi tanah salah satunya yaitu dengan melakukan bioremediasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji khamir yang ditemukan pada tanah yang tercemar residu fungisida berbahan aktif mankozeb dan potensi khamir tersebut sebagai agens pendegradasi fungisida berbahan aktif mankozeb. Penelitian ini dilaksanankan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, pada bulan Desember 2016 hingga Agustus 2017. Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu eksplorasi khamir pada tanah yang mengandung fungisida berbahan aktif mankozeb dan isolasi jamur patogen Alternaria porri yang digunakan sebagai indikator pengamatan pada uji degradasi. Setelah dilakukan eksplorasi dan isolasi, kemudian dilakukan pemurnian jamur dan khamir untuk mendapatkan koloni yang murni dan diidentifikasi hingga tingkat genus. Khamir yang telah diidentifikasi kemudian disimpan menjadi stock culture. Selanjutnya larutan stok fungisida dibuat dan digunakan pada uji adaptasi khamir hasil eksplorasi dan uji degradasi terhadap fungisida mankozeb. Uji adaptasi khamir menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, faktor pertama yaitu khamir (2 isolat) dari hasil eksplorasi dan faktor kedua merupakan berbagai konsentrasi fungisida, yaitu 3, 6, 9, 12, dan 15 g/l. Parameter yang diamati adalah panjang koloni khamir. Setelah melakukan uji adaptasi, kemudian dilakukan uji degradasi dengan mengamati pertumbuhan diameter A. porri sebagai indikator adanya pemecahan molekul kimia dari mankozeb. Pada uji degradasi menggunakan dua macam kontrol, yaitu kontrol positif dan negatif. Kontrol positif yaitu media cair yang ditambahkan fungisida sesuai dengan konsentrasi anjuran namun tanpa penambahan khamir hasil eksplorasi. Sedangkan kontrol negatif yaitu media cair tanpa pemberian fungisida maupun khamir hasil eksplorasi dari tanah. Hasil isolasi khamir pada tanah pertanaman bawang yang tercemar fungisida berbahan aktif mankozeb ditemukan 2 khamir, yaitu Pichia sp. (isolat 1) dan Pichia sp. (isolat 2). Pichia sp. (isolat 1) mampu bertahan hidup pada fungisida berbahan aktif mankozeb hingga konsentrasi 15 g/l pada uji adaptasi, Sementara pada Pichia sp. (isolat 2), hanya mampu bertahan hidup pada konsentrasi 6 g/l. Pada pengujian degradasi, rerata diameter pertumbuhan koloni A. porri paling vi panjang yaitu pada perlakuan kontrol negatif (4,75 cm) dan yang paling pendek yaitu pada kontrol positif (3,9 cm). pada perlakuan menggunakan Pichia sp (isolat 1) panjang diameter koloni A. porri adalah 4,67 cm, sementara pada perlakuan menggunakan Pichia sp. (isolat 2) panjang diameter A. porri sebesar 4,62. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua spesies khamir yang ditemukan mempunyai kemampuan untuk mendegradasi fungisida berbahan aktif mankozeb. Hasil analisis data juga menunjuukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara perlakuan kontrol positif dengan perlakuan menggunakan kedua isolat yang ditemukan, sementara pada kontrol negatif pertumbuhan koloni A. porri tidak berbeda nyata pada kedua perlakuan yang menggunakan isolat Pichia sp (isolat 1) dan Pichia sp (isolat 2)