Analisis Efisiensi Biaya Produksi Bawang Goreng Dengan Pendekatan Target Costing Pada UD. Sri Rejeki, Palu, Sulawesi Tengah

Bawang merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi unggulan untuk dibudidayakan secara intensif, salah satunya di Sulawesi Tengah. Komoditas ini dapat dijadikan sebagai bahan baku makanan olahan, yaitu bawang goreng. Perusahaan agroindustri yang memproduksi bawang goreng sudah sangat banyak, khususnya di Palu, Sulawesi Tengah. Terdapat kurang lebih 247 UKM yang bergerak dalam penjualan bawang goreng. UD. Sri Rejeki merupakan salah satu UKM yang memproduksi bawang goreng dan merupakan salah satu produsen bawang goreng terbesar di Sulawesi Tengah. Persaingan antara UD. Sri Rejeki dan para kompetitornya tidak hanya dilihat dari segi kualitas saja, melainkan juga harga jual produk pada masing-masing perusahaan. Persamaan kualitas yang terjadi menuntut perusahaan untuk tidak menjual produknya dengan harga jual yang tinggi. Harga jual yang ditawarkan perusahaan juga dilihat dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Tingginnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan menyebabkan harga jual juga tinggi, sehingga perusahaan tidak dapat mencapai target profit. Cara yang dapat dilakukan untuk mencapai target profit, yaitu dengan mengefisienkan biaya produksi melalui pendekatan target costing. Pada penerapan target costing, pendekatan awal yang dilakukan adalah menentukan harga jual, selanjutnya menentukan target profit, setelah itu membuat target biaya dan yang terakhir mendesain dan memproduksi produknya (Rudianto, 2013:144-145). Selama ini perusahaan masih menggunakan metode biaya tradisional dalam menentukan harga jual. Pendekatan awal yang dilakukan pada metode biaya tradisional adalah mendesain produk, lalu merancang biaya produksi, membuat target profit dan yang terakhir menentukan harga jual (Rudianto, 2013:144-145). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode biaya tradisional, biaya produksi yang digunakan perusahaan pada tahun 2016, yaitu Rp 3.773.861.865 untuk memproduksi 25.075.000 gram bawang goreng. Keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah sebesar 40,18%, nilai ini belum sesuai dengan target profit yang diharapakan perusahaan, yaitu 45%. Perlu adanya penekanan pada beberapa komponen biaya produksi untuk mencapai target profit tesebut. Penekanan biaya ini dilakukan dengan menggunakan rekayasa nilai. Berdasarkan hasil dari penerapan pendekatan target costing, biaya produksi yang efisien untuk digunakan adalah sebesar Rp 3.366.786.865. Keuntungan yang diperoleh pun melebihi target profit, yaitu 46,64%. Komponen biaya yang dapat direkayasa untuk mencapai biaya produksi yang efisien tersebut adalah biaya bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik yang meliputi biaya kemasan dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Besarnya keuntungan ini membuktikkan bahwa dengan menerapkan pendekatan target costing, perusahaan dapat mengefisienkan biaya produksi, sehingga dapat mencapai target profit