Penerapan Small Claim Court Sebagai Upaya Efisiensi Penyelesaian Perkara Perdata Berdasarkan Asas Peradilan Cepat Sederhana Dan Biaya Ringan (Analisis Perma Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Gugatan Sederhana) (Studi Di Pengadilan Negeri Kepanjen Klas Ib Dan Pengadilan Negeri Medan)

Pada skripsi ini, peneliti mengangkat permasalahan penerapan Small Claim Court yang bertujuan sebagai upaya penyelesaian perkara perdata. Pilihan tersebut di latarbelakangi berdasakan asas perdailan cepat, sederhana, dan biaya ringan yang menjadi asas dalam hukum acara perdata dalam penyelesaian suatu perkara perdata yang dianalisis dengan mengkaitkannya Perma Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Gugatan Sederhana yang penerapanya di Pengadilan tingkat I di seluruh Indonesia. Berdasarkan hal tersebut diatas, karya tulis ini mengangkat rumusan masalah: (1) bagaimana penerapan small claim court sebagai upaya penyelesaian perkara perdata ditinjau dari PERMA Nomor 2 Tahun 2015 tentang tata cara gugatan sederhana di Pengadilan Negeri Kepanjen klas 1B dan Pengadilan Negeri Medan Klas 1A? (2) Mengapa penerapan small claim court sebagai upaya penyelesaian perkara perdata berdasarkan PERMA Nomor 2 Tahun 2015 tentang tata cara penyelesaian gugatan sederhana di Pengadilan Negeri Kepanjen klas IB dan Pengadilan Negeri Medan klas IA tidak berjalan efektif ? Penulis karya tulis ini menggunakan metode yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis. Jenis data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan sekunder yang selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptis analitis yaitu menganalisis dan mengobservasi terhadap data primer dan sekunder melalui wawancara dan dokumen pendukung guna mencapai sasaran penelitian. Hasil penelitian menggunakan metode di atas, peneliti memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa penerapan Perma No 2 Tahun 2015 tentang tata cara gugatan sederhana belum diterapkan oleh semua pengadilan di Indonesia hanya sebagaian yang sudah menerapkannya seperti Pengadilan Negeri Kepanjen dan Pengadilan Negeri Medan yang menjadi tempat penelitian. Perma tersebut berisi tentang tata cara gugatan sederhana yang mana gugatan tersebut berbeda dengan gugatan yang lain gugatan ini adalah gugatan yang disederhanakan waktu, proses beracaranya, hakim tunggal, nilai gugatan tidak lebih dari Rp.200.000.000,00, dan masa persidangan hanya 25 hari kerja hingga putusan ditetapkan. Dari rumusan masalah kedua memberikan jawaban bahwa Perma ini tidak efektif dikarenakan adanya kaedah hukum acara perdata yang tidak tercantum pada Perma tersebut seperti tidak adanaya upaya hukum selanjutnya setelah putusan di tetapkan maka kesimpulan dari skripsi ini diharap kepada instansi berwenang yang disini adalah Mahkamah Agung untuk memperbaiki Perma tersebut dengan tujuan agar dapat diterapkan untuk jangka waktu yang bermanfaat bagi masyarakat dan peradilan di Indonesia