Analisis Kontrol Kualitas Dan Penggunaan Produk Agens Hayati di Blitar, Jawa Timur

Penggunaan agens hayati saat ini semakin meningkat, salah satu faktor penyebabnya yaitu harga beli produk agens hayati yang lebih rendah dari pestisida sintetik. Pemerintah memfasilitasi pengendalian hama dengan memanfaatkan agens hayati melalui pengadaan pos pelayanan agens hayati (PPAH). Oleh sebab itu, jumlah PPAH di Indonesia sebagai produsen agens hayati semakin meningkat. Produk agens hayati terutama agens hayati berupa mikroorganisme seperti jamur entomopatogen, bakteri antagonis dan PGPR juga telah banyak dikembangkan PPAH dan tersebar di kalangan petani. Ditemukan beberapa permasalahan terkait produk agens hayati yang dikembangkan oleh PPAH, yaitu permasalahan dalam proses produksi, kontrol kualitas maupun penggunaan agens hayati. Penelitian ini bertujuan untuk proses kontrol kualitas agens hayati yang diterapakan oleh LPHPTPH Tulungagung dan PPAH di Blitar, mengetahui kualitas produk agens hayati dari PPAH di Blitar serta penggunaan produk agens hayati pada kalangan petani di Blitar. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengamat Hama Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (LPHPTPH) Tulungagung, empat PPAH di wilayah Kabupaten Blitar yaitu PPAH Setia Kawan, PPAH Among Kismo, PPAH Suko Tani dan PPAH Suko Dono. Penelitian juga dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hayati 1 dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan 4, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dari penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan pengujian mutu agens hayati di laboratorium. Observasi dilakukan di LPHPTPH Tulungagung dan PPAH di Blitar. Wawancara dilakukan di LPHPTPH Tulungagung, PPAH di Blitar dan petani pengguna agens hayati di Blitar dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk kuisioner. Pelaksanaan kontrol kualitas agens hayati oleh LPHPTPH Tulungagung termasuk dalam kategori kurang baik karena LPHPTPH tidak memiliki SOP uji mutu agens hayati dan pelayanan uji mutu agens hayati masih terbatas pada pengujian kerapatan jamur. Hasil penilaian pelaksanaan kontrol kualitas agens hayati oleh PPAH di Blitar yaitu tiga PPAH termasuk dalam kategori kurang baik karena PPAH tidak rutin melakukan uji mutu agens hayati dan tidak menyimpan arsip produk. Kualitas produk agens hayati dari empat PPAH di Blitar yaitu kandungan produk jamur dan bakteri menunjukkan adanya ketidaksesuaian kandungan produk karena terdapat kontaminan, viabilitas jamur termasuk dalam kategori rendah dan adanya ketidaksesuaian kerapatan jamur pada label dengan kerapatan jamur hasil pengujian. Hasil uji kesesuaian kandungan produk bakteri yaitu hanya satu produk yang menunjukkan kesesuaian produk yaitu Corynebacterium dari PPAH Suko Tani dengan kerapatan 4,84 x 1010 cfu/ml. Jenis agens hayati yang paling banyak digunakan oleh petani di Blitar adalah L. lecanii. Petani mengaplikasikan agens hayati dengan cara disemprot dan sebagian besar petani mengaplikasikan agens hayati pada sore hari. Petani melakukan pemberian input bahan ke tanah dan tanaman selama penggunaan agens hayati seperti pestisida sintetik, bahan organik dan pengapuran