Pengaruh Kombinasi Waktu Aplikasi + Prosentase Dolomit Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)

Kacang tanah merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup penting di Indonesia. Kebutuhan akan kacang tanah di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat baik untuk konsumsi maupun sebagai bahan industri. Namun demikian pada kenyataannya produksi kacang tanah dalam negeri masih tergolong rendah, sehingga untuk memenuhi kekurangan tersebut pemerintah harus mengimpor kacang tanah dari negara lain. Penurunan produksi kacang tanah dapat terjadi karena praktek pertanian yang menggunakan pupuk anorganik secara terus-menerus mengakibatkan menurunnya daya dukung lahan seperti tanah menjadi padat dan bersifat asam. Berdasarkan pada kenyataan ini, maka produktivitas kacang tanah perlu ditingkatkan. Penggunaan dolomit yang tepat akan menyebabkan pH tanah asam menjadi netral dan unsur hara dapat tersedia dengan baik bagi tanaman. Tujuan melakukan penelitian ini adalah 1. Mengetahui dan mempelajari pengaruh kombinasi waktu aplikasi + prosentase dolomit pada pertumbuhan dan hasil kacang tanah. 2. Mendapatkan kombinasi waktu aplikasi + prosentase dolomit yang terbaik untuk meningkatkan hasil tanaman kacang tanah. Hipotesis dari penelitian ini ialah kombinasi waktu aplikasi + prosentase dolomit (awal tanam + 150%) diduga dapat meningkatkan hasil tanaman kacang tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Februari 2016 di kebun percobaan Universitas Brawijaya desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang (ketinggian + 330 mdpl, suhu berkisar 13 - 310C, curah hujan rata – rata bulanan 1500 – 5000 mm). Alat yang digunakan terdiri dari cangkul, roll meter, Leaf Area Meter (LAM), timbangan analitik, oven, catatan, label dan kamera. Sedangkan, bahan yang digunakan meliputi benih kacang tanah (Varietas Kancil), dolomit, pupuk urea, SP36 dan KCL. Percobaan dilakukan selama 100 hari menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan kombinasi waktu aplikasi + prosentase dolomit yang terdiri dari 10 kombinasi yaitu: 0% Dolomit (Kontrol) (D0), 50% Dolomit+(Awal tanam) (D1), 100% Dolomit+(Awal tanam) (D2), 150% Dolomit+(Awal tanam) (D3), 50% Dolomit+25 hst (D4), 100% Dolomit+25 hst (D5), 150% Dolomit+25 hst (D6), 50% Dolomit+50 hst (D7), 100% Dolomit+50 hst (D8), 150% Dolomit+50 hst (D9) perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan secara nondestruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh yang dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42 hst, 49 hst dan destruktif pada saat tanaman berumur 56 hst, 66 hst, 76 hst, 86 hst dan 100 hst (panen). Variabel tanaman yang diamati meliputi komponen pertumbuhan (jumlah cabang, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman), komponen hasil dan panen (bobot kering total tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot kering polong per tanaman, jumlah polong hampa dan polong isi per tanaman, bobot kering biji per tanaman, bobot 100 butir, hasil panen per hektar), dan analisis pertumbuhan tanaman (Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) dan Indeks Panen). Data hasil ii pengamatan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata pada perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf p = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kombinasi waktu aplikasi + prosentase dolomit berpengaruh nyata pada komponen pertumbuhan yang meliputi jumlah cabang, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman, serta komponen hasil yang meliputi jumlah polong, bobot kering polong, bobot kering biji, polong hampa, polong isi, maupun panen yang meliputi bobot 100 biji serta hasil panen per hektarnya. Hasil panen per hektar yang dihasilkan perlakuan D3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan D2, tetapi berdasarkan hasil analisis usaha tani perlakuan D3 menghasilkan R/C lebih tinggi yaitu 1,72, yang berarti usaha tani dalam penelitian ini bisa dikatakan layak untuk dikembangkan