Pengaruh Potensi Retribusi Pasar Tradisional Dan Realisasinya Di Kabupaten Malang (Studi Pada Pasar Lawang Dan Pasar Jabung)

Pemerintah daerah di Indonesia diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat untuk mengatur dan mengelola keuangan daerahnya sendiri.Salah satu yang dikelola oleh daerah adalah pendapatan asli daerah yang mana dalam penelitian ini pendapatan dari retribusi daerah.Penerimaan dari retribusi daerah kemudian digolongkan menjadi beberapa jenis lagi dan penelitian ini berfokus pada retribusi pasar.Dalam pengelolaan retribusi pasar di Kabupaten Malang ditemukan beberapa permasalahan sehingga menyebabkan kurang optimalnya dalam penggalian potensi.Maka dari itu perlu adanya pengkajian terkait pengelolaan potensi retribusi pasar di Kabupaten Malang. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Mixed Method dengan pendekatan kuantitatif terlebih dahulu kemudian pendekatan kualitatif (sequential explanatory model). Dalam pendekatan kuantitatif terdapat dua variabel yakni Potensi Retribusi Pasar (X) dan Realisasi Pungutan Retribusi Pasar (Y) sehingga teknik analisis data menggunakan regresi sederhana karena terdapat satu variabel bebas. Sedangkan pendekatan kualitatif menggunakan teknik analisis data Miles, Huberman dan Saldana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,997 berarti kontribusi variabel potensi retribusi pasar terhadap variabel realisasi pungutan retribusi pasar sebesar 99,7%. Kemudian dalam pengujian hipotesis secara parsial variabel potensi retribusi pasar menghasilkan nilai t hitung sebesar 202,175 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hasil pengujian tersebut menunjukkan probabilitas < level of significance (=5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel potensi retribusi pasar terhadap variabel realisasi pungutan retribusi pasar.Dalam persamaan regresi sederhana menunjukkan bahwa Koefisien variabel potensi retribusi pasar sebesar 0,494 mengindikasikan bahwa variabel potensi retribusi pasar berpengaruh positif terhadap variabel Realisasi Pungutan Retribusi Pasar. Terdapat pengaruh positif antar dua variabel tersebut namun peningkatan realisasi tidak mencapai angka 50% dari potensinya.Sehingga kemudian ditemukan faktor pendukung dan penghambat yang menyebabkan hal tersebut terjadi.Faktor pendukungnya adalah participation, transparancy, responsiveness, consensus orientation, equity, effectiveness, efficiency (dalam hal biaya pungutan lebih rendah dari hasil pungutan), accountability, dan strategic vision.Kemudian untuk faktor penghambatnya adalah rule of law, dan efficiency (tidak mendapatkan hasil yang optimal dengan sumber daya yang minimal)