Pemberian Protein Sklerostin Dapat Menurunkan Jumlah Sel Dendritik Limpa Tikus Putih Rattus Norvegicus Galur Wistar Model Hipoestrogen

Latar belakang: Sklerostin adalah protein pada manusia yang terbukti mempercepat apoptosis osteoblas sehingga menurunkan kemampuan pembentukan tulang yang mengakibatkan terjadinya osteoporosis. Sel dendritik adalah monosit yang terdiferensiasi oleh stimulasi GM-CSF dan IL-4, dan menjadi bagian sistem kekebalan mamalia. Pada keadaan osteoporosis jumlah sel dendritik meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek sklerostin terhadap jumlah sel dendritik pada limpa tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar model hipoestrogen. Metode: Penelitian ini menggunakan desain (true experimental) randomized post test only controlled group menggunakan 24 ekor tikus. Tikus dibagi 6 kelompok, yaitu: kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan diberi injeksi protein sklerostin dengan dosis 0.1 μg, 1 μg, 2 μg, dan 100 μL ajuvan Freund’s saja. Perhitungan jumlah sel dendritik dilakukan dengan metode immunohistokimia. Hasil: Terdapat penurunan jumlah sel dendritik yang bermakna pada semua kelompok perlakuan kecuali Kelompok KN dengan P3 tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai (p = 0,052 ; α < 0,05). Pada penelitian ini didapatkan hasil korelasi negatif yang bermakna antara pemberian protein sklerostin beserta ajuvan Freund’s dengan jumlah sel dendritik (p = 0,003, r = 0,694). Kesimpulan: Mengetahui efek pemberian protein sklerostin terhadap jumlah sel dendritik. Pemberian protein sklerostin dan ajuvan Freund’s dapat menurunkan jumlah sel dendritik pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar model hipoestrogen