Penilaian Kinerja Supplier dan Penentuan Alokasi Order Kaleng Dengan Metode Analytic Hierarchy Process, Objective Matrix, dan Goal Programming

CV. Pasific Harvest merupakan perusahaan Original Design Manufacturer atau ODM, yaitu perusahaan yang merancang dan memproduksi produk sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh perusahaan pembeli untuk dijual kembali dengan merek dagang perusahaan itu sendiri, dimana fokusnya ada pada pembuatan produk makanan laut kalengan. CV. Pasific Harvest mengalami permasalahan berupa keterlambatan pengiriman kaleng oleh supplier sehingga perusahaan ingin melakukan evaluasi melalui penilaian kinerja supplier untuk perbaikan kinerja supplier dan penentuan alokasi order kaleng kepada supplier. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kriteria yang digunakan perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja supplier, melakukan penilaian kinerja supplier berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dan melakukan penentuan alokasi order berdasarkan hasil penilaian kinerja supplier. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kriteria dan subkriteria yang digunakan perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja supplier. Kemudian, melakukan perhitungan bobot kriteria dan subkriteria dengan metode Analytic Hierarchy Process berdasarkan kuisioner perbandingan berpasangan dengan skala 1-9. Langkah kedua, melakukan penilaian kinerja supplier dengan metode Objective Matrix berdasarkan data historis perusahaan dan kuisioner penilaian kinerja supplier dengan skala 1-5. Langkah ketiga, melakukan penentuan alokasi order kaleng dengan metode Goal Programming berdasarkan hasil penilaian kinerja supplier dan beberapa pertimbangan lain, seperti harga penawaran, ketepatan waktu dan jumlah pengiriman, serta lama pemenuhan pesanan masing-masing supplier. Penelitian ini diakhiri dengan melakukan analisis sensitivas untuk mengetahui adanya perubahan alokasi order kaleng kepada supplier apabila terjadi perubahan harga dan jumlah permintaan sebesar 10%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya 8 kriteria dan 13 subkriteria terpilih yang digunakan perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja supplier. Hasil perhitungan bobot dengan metode Analytic Hierarchy Process menunjukkan urutan kriteria dengan bobot tertinggi hingga terendah adalah kualitas, pengiriman, kemampuan teknis, harga, garansi dan kebijakan klaim, layanan keluhan, sistem komunikasi, serta posisi dan reputasi perusahaan. Hasil penilaian kinerja supplier dengan metode Objective Matrix menunjukkan urutan kinerja supplier dengan nilai tertinggi hingga terendah adalah Supplier A sebesar 5.993, Supplier B sebesar 5.780, dan Supplier C sebesar 5.392. Hasil penentuan alokasi order kaleng dengan metode Goal Programming menunjukkan urutan alokasi order kaleng dengan jumlah tertinggi hingga terendah adalah Supplier B sebesar 1.377.000 buah, Supplier A sebesar 943.000 buah, dan Supplier C sebesar 920.000 buah