Artikulasi Pergerakan Post-Hardcore oleh band Rites Of Spring

Post-Hardcore berbeda dari Hardcore Punk secara aspek artistik dan aspek attitude. Hardcore Punk dirayakan di Washington DC dari tahun 1980 sampai kemundurannya di tahun 1984. Pada tahun 1985, sesaat ketika Hardcore Punk mulai redup, Rites of Spring muncul dengan Post-Hardcore. Meskipun keduanya berakar dari subkultur punk, dan memiliki cara gaya berpakaian dan etos D.I.Y yang sama, Rites of Spring mengartikulasikan penulisan lagu, aransemen musik, vocal grain, attitude post-hardcore dan interaksi dengan penggemar dengan cara berbeda. Tesis ini mengajukan tiga rumusan masalah yang dapat dianalisis, yaitu bagaimana artikulasi dari Rites of Spring dilabeli Post-Hardcore, mengapa terjadi perbedaan antara Post- Hardcore dari Rites Of Spring dan band - band Hardcore Punk dan mengapa Rites of Spring mengartikulasikan musik mereka dengan cara seperti itu. Metode dan teori yang digunakan dalam tesis ini adalah metode dan teori Artikulasi Stuart Hall. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi budaya dan didukung oleh teori Musik Populer oleh Richard Middleton. Ulasan gerakan Hardcore Punk di Washington DC pada tahun 1980an dan gerakan Post Hardcore di pertengahan tahun 1980an juga dipaparkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai latar belakang masing-masing gerakan. Konsep artikulasi memperlakukan praktik budaya sebagai praktik penandaan, di mana makna praktik atau teks tidak tampak secara jelas namun diambil dari produk aktif dari artikulasi sosial teks, dari kumpulan konotasi dan kode yang disisipkan. Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat memfokuskan riset untuk mengenali makna institusional dan makna kontekstual, berdasarkan waktu dan ruang di mana hal itu terjadi. Makna yang tertanam dalam praktik dan teks, konvensi yang menginformasikan produksinya, dan peran agen manusia yang ditempatkan sebagai penonton dan penginterpreter praktik dan teks. Hasil penelitian ini adalah, sebelum artikulasi Rites of Spring dilabeli posthardcore, ia dilabeli Emo-core. Kedua label itu khusus diberikan oleh media. Namun Rites of Spring jatuh dalam paradoks dengan menolak istilah Emo-core sebab konotasi femininnya yang terasa menghina terhadap patriarki yang ada. Lalu, perbedaan yang terjadi dengan hardcore punk karena gerakan post-hardcore mencoba menghapus atribut maskulin yaitu agresi dari budaya slamdance. Post-hardcore melawan maskulinitas hardcore punk dengan melawan stoicisme dan agresi dalam lirik dan aransemen musik melalui gaya pengakuan dan dinamika lembut-keras