Evaluasi Kualitas Air Di Waduk Lahor Akibat Aktivitas Keramba Jaring Apung Menggunakan Diatom Sebagai Bioindikator

Aktivitas keramba jaring apung (KJA) dapat mengakibatkan penurunan kualitas air. Tujuan penelitian ini adalah menentukan profil kualitas fisika kimia air dan struktur komunitas Diatom serta dampak aktivitas KJA di Waduk Lahor terhadap perubahan kualitas air berdasarkan Diatom sebagai bioindikator. Penentuan lokasi penelitian menggunakan purposive random sampling berdasarkan aktivitas KJA dengan delapan stasiun pengamatan dan tiga kali pengulangan pada masing-masing stasiun. Pengambilan sampel Diatom dengan water sampler vertikal dan disaring menggunakan plankton net. Identifikasi dan perhitungan Diatom dengan Counting Chamber Sedgewick Rafter Cell dan buku identifikasi. Hasil identifikasi dan penghitungan Diatom digunakan untuk menentukan struktur komunitas (K, F, KR, FR, INP) dan beberapa indeks biotik (H’ ,ID, D, E, Trophic Diatom Index (TDI) Pollution Tolerant Value (% PTV) dan Indeks Saprobik). Karakter fisika kimia air (pH, konduktivitas, kecerahan, turbiditas, suhu, DO, BOD dan intensitas cahaya) diukur pada lokasi yang sama dengan pengambilan sampel Diatom. Data dianalisis dengan menggunakan uji One Way Anova dengan software SPSS 16.0 serta analisis cluster dan biplot dengan software PAST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air di Waduk Lahor berdasarkan parameter fisika kimia air belum memenuhi standar baku mutu untuk perikanan, terutama BOD dan kecerahan. Struktur komunitas diatom didominasi oleh Cocconeis placentula yang menjadi bioindikator adanya pencemaran organik. Aktivitas KJA di Waduk Lahor telah menyebabkan perairan terdeteksi eutrofik - hiper eutrofik (TDI), tercemar organik ringan - sedang (% PTV) dan tergolong ststus B-a mesosaprobik hingga a mesosaprobik (Sal