Profil Hemosit Crassostrea glomerata Di Pantai Mayangan Probolinggo, Pantai Kenjeran Surabaya Dan Teluk Lamung Gresik Jawa Timur

Tiram Crassostrea glomeratamerupakan hewan filter feeder yang mampu memindahkan bahan-bahan seperti sedimen dan bahan organic dari kolom air.Melalui aktifitas penyaringan, tiram Crassostrea glomeratajug memiliki arti yang penting didalam proses biofilter air dan sebagai sumber informasi lingkungan atau indikator bagi lingkungan. Akibat masuknya bahan pencemar seperti bahan organic dan bahan anorganik secara laangsung ke perairan dapat menyebabkan pencemaran. Limbah tersebut berasal dari ktiftas manusia yang berada di sekitar Pelabuhan Mayangan Probolinggo, Pantai Kenjeran Surabaya dan Teluk Lamung Gresik.Aktifitas tersebut menyebabkan adanya pencemaran logam berat seperti Pb, Cd, Hg. Jika telah tercemar maka dapat menimbulkan rusaknya ekosistem yang ada disekitar 3 lokasi tersebut.Tiram Crassostrea glomeratamerupakan hewan yang mudah terkontaminas logm berat dikarenakan bersifat filter feeder.Bahan pencemar yang terakumulasi ke dalam tubuh tiram dapat berpengaruh terhadap respon imun tiram Crassostrea glomeratadalam hal ini dari profil hemosit atau Total Haemocyte Count (THC) dan Differential Haemocyte Count (DHC). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan desember 2016 yang bertujuan untuk menganalisis profil hemosit yang terdiri dari THC dan DHC yang dimabil di lokasi Mayangan Probolinggo, Pantai Kenjeran Surabaya dan Teluk Lamung Gresik, Dan menganalisis pengaruh faktor fisika dan kimia terhadap ekspresi hemosit tiram. Metode yang digunakan adalah metode survei deskriptif yang dijelaskan secara deskriptif di lokasi Mayangan Probolingo, Pantai KEnjeran Surabaya dan Teluk Lamung Gresik dengan masing-masing 3 titik stasiun pengambilan sampel pengamatan. Sampel tiram Crassostrea glomeratadiambil pada masing-masing titik di ketiga lokasi tersebut, kemudian dimabil hemosit untuk dilakukan analisa THC dan DHC. Faktor fisika dan kimia seperti suhu, pH, DO, salinitas, ammonia, BOD ,Pb, Cd, Hg diukur pada air. Total Haemocyte Count (THC) tertinggi didapatkan di kota Surabaya dengan nilai rata-rata 64,95% - 73,5%. Differential Haemocyte Count (DHC) granulosit didaptkan nilai tertinggi di Surabaya dengan nilai 30,8% - 58,3%, semi granulosit 25,3% - 30,8%, dan hyalinosit didapatkan 18,6% - 19,3%. Tingginya THC dan DHC pada lokasi Surabaya dikarenakan banyak faktor fisika dan kimia, dan faktor aktifitas manusia yang menyebabkan limbah pencemar. Kondisi tersebut termasuk kondisi yang tercemar jika dilihat dari hemosit. Sedangkan dilihat dari faktor fisika dan kimia seperti kualitas air (suhu, pH, DO, salinitas, ammonia, BOD) didapatkan hasil suhu 22,30C – 300C, pH didaptkan hasil 8, DO didapatkan hasil 3,19 mg/l – 7,9 mg/l, salinitas didapatkan hasil 16 ppt – 32 ppt, amonia didapatkan hasil0,348 mg/l – 1,985 mg/l,dan BOD didapatkan hasil 1,41 ppm – 7 ppm. Sedangkan untuk hasil logam berat Pb didapatkan nilai 0,008 mg/l – 0,035 mg/l, logam berat Cd didapatkan nilai 0,008 mg/l – 0,021 mg/l dan untuk logam berat Hg didapatkan nilai 0,005 mg/l – 0,011 mg/l. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas air dan logam berat tergolong tercemar. Karena itu perlu dilakukan suatu pengawasan dan penegndalian lebih lanjut terhadap pencemaran di ketiga lokasi tersebut