Pengaruh Terapi Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura) Terhadap Aktivitas SOD Dan Kadar Enzim SGPT-SgOt Pada Serum Tikus (Rattusnorvegicus) Model Fibrosis Hepar Pasca Induksi Ccl4

Fibrosis hepar merupakan penyakit hati kronik dan ditandai dengan adanya akumulasi protein ECM (Ekstraceluller Matrix). Kejadian fibrosis hepar dapat disebabkan karena induksi CCl4 yang merupakan senyawa hepatotoksik. Daun kersen (Muntingia calabura) memiliki potensi sebagai antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi. Daun kersen mengandung flavonoid yang mampu menghambat efek toksik melalui pengikatan radikal bebas dan dekomposisi peroksida lipid. Penelitian ini mempelajari pengaruh pemberian terapi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia Calabura) terhadap aktivitas Superoksida Dismutase (SOD) dan kadar SGPT-SGOT serum tikus (Rattus norvegicus) model fibrosis hepar pasca induksi CCl4. Hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) dibagi menjadi empat kelompok yaitu kontrol negatif, kelompok fibrosis hepar yang diberi induksi karbon tetraklorida (CCl4), kelompok fibrosis hepar dan terapi ekstrak etanol daun kersen dengan dosis 120 mg/180 g BB, dan kelompok fibrosis hepar dan terapi ekstrak etanol daun kersen dengan dosis 360 mg/180 g BB. Data hasil pengamatan aktivitas SOD dan kadar SGPT-SGOT dianalisis dengan uji ANOVA dan dilakuan analisis lebih lanjut dengan uji BNJ (α = 0.05 %) untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan dengan terapi yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura) secara signifikan meningkatkan aktivitas SOD sebesar 27,3 % dan menurunkan kadar SGPT-SGOT masing-masing sebesar 41,85 % dan 39,62 % dengan dosis terbaik 360 mg/180 g BB. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kersen dapat digunakan sebagai terapi fibrosis hepar