Potret Orientalisme Di Yokohama Pada Kehidupan Tokoh Aku Dalam Cerita Pendek Hitofusa No Budou Karya Arishima Takeo.

Arishima Takeo merupakan salah satu sastrawan kontemporer Jepang yang masih berasal dari keturunan samurai golongan tinggi. Beberapa karya sastranya adalah Aru Onna, Hitofusa no Budou dan Kaji to Pochi. Di dalam penelitian ini, digunakan karyanya yang berjudul Hitofusa no Budou atau Setangkai Anggur. Karya-karya Arishima beraliran realisme dan memiliki sudut pandang dengan ciri melepaskan kelas sosial hingga menjadi ciri khas dalam setiap tulisannya termasuk Hitofusa no Budou, yang memiliki latar cerita kondisi di awal zaman Jepang modern. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa potret orientalisme di salah satu kota di Jepang yang menjadi pusat perdagangan internasional, yakni Yokohama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan memakai kajian orientalisme yang digagas Edward Said sebagai pisau bedahnya. Analisa melalui kajian orientalisme digunakan untuk mendapatkan potret tradisi orientalisme yang mengakar di kawasan orang-orang Timur, salah satunya adalah di Yokohama, Jepang, yakni seperti kondisi modernisasi dan westernisasi. Sumber data berupa cerita pendek Hitofusa no Budou, yang kemudian diambil kutipan-kutipan monolog dan dialog, digunakan untuk menemukan potret orientalisme tersebut. Dalam penelitian ini terdapat 15 temuan potret orientalisme yang ada di Kota Yokohama, yang merupakan fakta dari proses bergulirnya perubahan zaman di Jepang, terutama semenjak kedatangan Komodor Perry ke Jepang di akhir keshogunan Tokugawa. Potret tersebut meliputi kondisi modern di Jepang, budaya pembarat-baratan atau westernisasi dan rasa inferioritas pada tokoh utama akibat kondisi Yokohama yang sudah tercerap arus budaya Barat. Ketiga bentuk ini - modernisasi, westernisasi dan inferioritas - merupakan pola oposisi biner yang diciptakan para orientalis terhadap orang-orang Timur selama berabad-abad, termasuk di Yokohama, Jepang