Pengembangan Instrumen Asesmen Literasi Membaca dengan Acuan PISA

ABSTRAK Umamy, Etty. 2012. Pengembangan Instrumen Asesmen Literasi Membaca dengan Acuan PISA. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Suyono, M.Pd, (II) Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd. Kata kunci: instrumen asesmen, literasi membaca, PISA Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu sistem yang saling berkait antar- komponennya dan tidak dapat terlepas dari penilaian. Konsep penilaian pendidikan yang ada saat ini tidak hanya diarahkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan lain yang meliputi tujuan di luar pembelajaran, yakni pada upaya pembentukan kemampuan siswa secara mandiri dan menyiapkan siswa agar sukses di masa datang. Dalam Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SMP/ MTs/SMPLB aspek ilmu pengetahuan dan teknologi disebutkan bahwa pada tingkat satuan pendidikan ini siswa diharapkan mampu (1) mencari dan menerapkan informasi secara logis, kritis, dan kreatif, (2) menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan inovatif, (3) menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan (4) menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut membuktikan bahwa potensi umum siswa berupa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan hal yang penting dikuasai pada tingkat SMP/MTs/SMPLB sehingga pada tahap pendidikan dasar saja siswa telah dituntut untuk mampu mencari, menerapkan, dan menunjukkan kemampuan tersebut. SKL-SP SMP/MTs/SMPLB telah dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, dalam realitas di lapangan praktik penilaian yang selama ini dilakukan sebagian besar belum mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti yang dijabarkan dalam SKL-SP SMP/MTs/SMPLB. Dalam dunia internasional, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa telah menjadi perhatian yang sangat serius. Hal ini terbukti dengan adanya organisasi internasional yang bergerak dalam bidang penilaian kemampuan berpikir siswa seperti OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development). OECD mengkoordinasikan studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains dengan nama PISA (Programme for International Student Assessment). PISA merupakan studi internasional OECD yang diperuntukkan bagi siswa sekolah berusia 15 tahun atau siswa setingkat SMP/MTs. Berdasarkan keadaan tersebut, diperlukan adanya pengembangan dalam perangkat penilaian yang berupa instrumen asesmen guna meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan generasi yang berkualitas, serta siap menghadapi perkembangan zaman. Penelitian pengembangan ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan instrumen asesmen literasi membaca dengan acuan PISA. Secara khusus, penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas konstruk, reliabilitas, keterbacaan, dan kepraktisan instrumen asesmen literasi membaca dengan acuan PISA. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yakni prapengembangan produk, pengembangan produk, dan uji coba produk. Pada tahap prapengembangan, hasil akhir adalah spesifikasi produk. Pada tahap pengembangan, kegiatan utamanya adalah mengembangkan spesifikasi produk menjadi produk yang berupa instrumen asesmen literasi membaca dengan acuan PISA. Tahap uji coba produk dilakukan kepada ahli (ahli instrumen asesmen dan ahli membaca), praktisi (guru Bahasa Indonesia), dan siswa. Uji coba tersebut berfungsi untuk mengetahui tingkat kelayakan produk dari aspek validitas konstruk, reliabilitas, keterbacaan, dan kepraktisan instrumen asesmen yang dikembangkan. Data dalam penelitian ini berupa data verbal dan data numerik. Data verbal berupa catatan, komentar, kritik, dan saran perbaikan yang ditulis langsung pada lembar angket. Data numerik bersumber dari skor penilaian ahli, praktisi, dan siswa pada lembar angket yang diberikan pada tahap uji coba. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah instrumen asesmen literasi membaca dengan acuan PISA. Adapun deskripsi instrumen asesmen meliputi 5 bagian, yakni (1) kisi-kisi instrumen asesmen literasi membaca dengan acuan PISA, (2) pengantar soal, (3) petunjuk soal, (4) butir-butir soal, dan (5) rubrik penilaian. Penggunaan bahasa dalam instrumen asesmen memperhatikan aspek keterbacaan. Tampilan dan tata letak instrumen asesmen dibuat dengan menarik dan sesuai. Instrumen asesmen yang dikembangkan juga memperhatikan aspek keterterapan di lapangan. Perbedaan yang paling nampak dari hasil pengembangan produk instrumen asesmen literasi membaca dengan acuan PISA dengan instrumen asesmen yang lain yakni terletak pada jenis tes dan teks yang digunakan. Berdasarkan analisis hasil uji coba, diperoleh kesimpulan bahwa dari keempat aspek yang menjadi fokus penilaian, produk instrumen asesmen literasi membaca dengan acuan PISA memperoleh rata-rata penyekoran ≥ 61%. Hal tersebut berarti produk yang dikembangkan telah layak dan dapat diimplementasikan untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMP. Dalam rangka pemanfaatan produk hasil pengembangan, guru disarankan menggunakan instrumen asesmen ini pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk mengukur potensi umum siswa yang berupa kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bagi peneliti lain, prosedur penelitian pengembangan instrumen asesmen ini dapat menjadi pedoman untuk melakukan penelitian serupa. Selanjutnya produk pengembangan dapat disebarluaskan dalam forum MGMP dan ditulis dalam jurnal penelitian. ABSTRACT Umamy, Etty. 2012. Development of Assessment Instrument Reading Literacy with Reference to PISA. Thesis, Indonesian Department, State University Of Malang. Advisors (I) Prof. Dr. Suyono, M.Pd, (II) Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd. Keyword: assessment instruments, reading literacy, PISA Learning is basically a system of interrelated and inter-component can not be separated from the assessment. The concept of educational assessment that there is today not only directed to the educational goals set, but also for other purposes that include learning objectives beyond the efforts to establish a student's ability to independently and prepares students to succeed in the future. Graduates in the Education Unit of Competency Standards (SKL SP) SMP/MTs/SMPLB aspects of science and technology in the units stated that education is the student should be able to (1) find and apply information in a logical, critical, and creative, (2) shows ability to think logically, critically, and innovative, (3) demonstrated ability to learn independently in accordance with its potential, and (4) demonstrate the ability to analyze and solve problems in everyday life. It is proved that the general potential of the students in the form of higher-order thinking skills are important controlled at the level of SMP/MTs/ SMPLB so that at any stage of basic education students have been required to be able to find, implement, and demonstrate that ability. SKL SP SMP/MTs/SMPLB have been designed to improve the quality of education in Indonesia. However, the reality on the ground assessment practices that have been conducted largely refers to the higher-order thinking skills such as those described in the SKL SP SMP/MTs/SMPLB. In the international, high-level thinking skills of students has become a very serious concern. This is proven by the international organizations engaged in the assessment of students' thinking skills such as the OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development). OECD to coordinate an international study of reading literacy achievement, mathematics, and science as the PISA (Programme for International Student Assessment). OECD PISA is an international study that cater for students aged 15 years or student-level SMP/MTs. Under these circumstances, it is necessary in the development of assessment tools in the form of assessment instruments to improve the quality of education and creating a generation of quality, and ready to face the times. This development research generally aims to produce an assessment instrument by reference to the PISA reading literacy. In particular, this study aims to describe the development of construct validity, reliability, readability, and practicality of assessment instruments with reference PISA reading literacy. This research is developing. Development procedures in this study carried out in three stages, namely prapengembangan products, product development and product trials. At this stage of prapengembangan, the end result is a product specification. At this stage of development, its main activity is to develop product specifications into products in the form of an assessment instrument by reference to the PISA reading literacy. Stages of product trials conducted to experts (expert assessment instruments and expert reading), practitioners (teachers of Bahasa Indonesian), and students. These tests serve to determine the feasibility aspects of the product of construct validity, reliability, readability, and practicality of the assessment instruments are developed. The data in this study the data in the form of verbal and numerical data. Verbal data such as notes, comments, criticisms, and suggestions for improvement are written directly on the questionnaire sheet. Numerical data derived from the assessment scores of experts, practitioners, and students on the questionnaire sheets provided in the test phase. Products produced in this study is the instrument par PISA reading literacy assessment. The description of the assessment instrument includes five parts, namely (1) lattice equivalent instruments assessment instrument reading literacy with reference to PISA, (2) introductory matter, (3) clue, (4) the points matter, and (5) the assessment rubric. The use of language in the aspect of the assessment instrument readability. Look and layout of the assessment instruments are made with attractive and appropriate. Assessment instrument that was developed also the aspect of applicationinstruments in the field. The most visible difference from the results of product development instruments assessment instrument reading literacy with reference to PISA with other assessment instruments that are located on the types of tests and the text used. Based on the analysis of trial results, the conclusion that of these four aspects are the focus of the assessment, products instruments assessment instrument reading literacy with reference to PISA obtain scoring average of ≥ 61%. This means that the product developed was feasible and can be implemented to assess higher-order thinking skills junior high school students. In order to utilize the product of development, teachers are advised to use this assessment instrument to measure the Indonesian language learning potential of students in the form of general higher-order thinking skills. For other researchers, research instrument development assessment procedures can serve as guidelines for such research. Further product development can be disseminated in MGMP forum and are written in the journal study.