Penggunaan Teknik Pengadilan untuk Meningkatkan Kemampuan Menanggapi Pembacaan Cerpen Siswa Kelas VII SMPN 13 Malang

ABSTRAKMuthy', Izza Indah. 2009. Penggunaan Teknik Pengadilan untuk Meningkatkan Kemampuan Menanggapi Pembacaan Cerpen Siswa Kelas VII SMPN 13 Malang. Skripsi, Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Drs. Dwi Saksomo, M.SiKata kunci: teknik pengadilan, menanggapi, pembacaan cerpen. Kemampuan menanggapi merupakan salah satu keterampilan berbicara yang perlu dikuasai oleh siswa. Kemampuan menanggapi yang baik akan menunjang aktivitas berkomunikasi siswa, terutama dalam pembelajaran menanggapi. Akan tetapi, masih banyak siswa yang takut dan canggung jika menanggapi dalam forum resmi seperti di kelas. Hal itu dikarenakan siswa masih belum terbiasa dan terlatih dengan baik dalam hal menanggapi. Sebenarnya banyak siswa yang berpotensi bagus dalam menanggapi, namun terhambat oleh ketidakpercayaan diri atau masalah teknis seperti teknik pembelajaran yang kaku dan monoton. Salah satu cara yang dapat dikembangkan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menguasai keterampilan menanggapi adalah penggunaan teknik yang inovatif dan efisien dalam pembelajarannya. Dalam penelitian ini digunakan teknik pengadilan yang merupakan teknik pembelajaran aktif. Pada teknik pengadilan ini siswa dibagi dalam beberapa peran sebagaimana dalam pengadilan. Peran-peran tersebut adalah terdakwa, jaksa, pembela, saksi jaksa, saksi pembela, panitera, dan hakim. Keterampilan menanggapi pembacaan cerpen perlu dikuasai dengan baik karena merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa SMP. Oleh karena itu, peneliti tertarik merancang penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengadilan untuk meningkatkan kemampuan menanggapi pembacaan cerpen. Penelitian ini dilakukan di SMPN 13 Malang dengan menggunakan siswa kelas VII-C sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Prosedur penelitian tindakan ini meliputi (1) studi pendahuluan, (2) rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) pengamatan, (5) diskusi dan refleksi. Adapun data penelitian ini meliputi data proses dan hasil. Data proses merupakan hasil pengamatan, pencatatan lapangan, dan hasil wawancara terkait proses pembelajaran. Data hasil merupakan hasil tes menanggapi pembacaan cerpen siswa meliputi isi tanggapan, kebahasaan, dan kecaraan. Setelah dilakukan analisis data, diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Selama proses pembelajaran siklus II, dari tahap pendahuluan, tahap inti, sampai tahap penutup, siswa terlihat sangat antusias mengikuti setiap tahap pembelajaran dan siswa tidak canggung atau ragu-ragu lagi dalam memberikan tanggapan. Pada kegiatan prates, siswa terlihat masih kurang antusias dan kurang aktif dalam pembelajaran. Siswa masih ragu-ragu dan kurang berani dalam memberikan tanggapan. Pada siklus I, siswa cukup antusias mengikuti pembelajaran. Sebagian besar siswa sudah berani dalam memberikan tanggapan walau sebagian kecil masih terlihat ragu-ragu. Berdasarkan analisis data secara kuantitatif diketahui kemampuan siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen aspek isi tanggapan pada siklus II, dari 34 siswa seluruhnya mencapai ketuntasan belajar (prates 18 siswa, siklus I 24 siswa). Dari 34 siswa, 21 siswa dengan kualifikasi baik sekali dan 13 siswa dengan kualifikasi baik. Secara kualitatif, siswa yang berkualifikasi baik sekali memenuhi tiga indikator kepaduan, kelengkapan, dan kejelasan dengan sangat baik atau dua indikator sangat baik dan satu indikator baik. Siswa yang berkualifikasi baik memenuhi satu dari tiga indikator kepaduan, kelengkapan, dan kejelasan dengan sangat baik dan dua indikator baik atau ketiga indikator baik. Berdasarkan analisis data secara kuantitatif diketahui kemampuan siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen aspek kebahasaan pada siklus II, dari 34 siswa seluruhnya mencapai ketuntasan belajar (prates 18 siswa, siklus I 26 siswa). Dari 34 siswa, 19 siswa dengan kualifikasi baik sekali dan 15 siswa dengan kualifikasi baik. Secara kualitatif, siswa yang berkualifikasi baik sekali memenuhi tiga indikator intonasi, diksi, dan struktur kalimat dengan sangat baik atau dua indikator sangat baik dan satu indikator baik. Siswa yang berkualifikasi baik memenuhi satu dari tiga indikator intonasi, diksi, dan struktur kalimat dengan sangat baik dan dua indikator baik atau ketiga indikator baik Berdasarkan analisis data secara kuantitatif diketahui kemampuan siswa dalam menanggapi pembacaan cerpen aspek kecaraan pada siklus II, dari 34 siswa seluruhnya mencapai ketuntasan belajar (prates 20 siswa, siklus I 29 siswa). Dari 34 siswa, 23 siswa dengan kualifikasi baik sekali dan 11 siswa dengan kualifikasi baik. Secara kualitatif, siswa yang berkualifikasi baik sekali memenuhi tiga indikator keberanian, kelancaran, dan ekspresi dengan sangat baik atau dua indikator sangat baik dan satu indikator baik. Siswa yang berkualifikasi baik memenuhi satu dari tiga indikator keberanian, kelancaran, dan ekspresi dengan sangat baik dan dua indikator baik atau ketiga indikator baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya bisa menerapkan pembelajaran dengan menggunakan teknik pengadilan karena kemampuan berbicara siswa khususnya menanggapi menjadi lebih baik. Disarankan kepada peneliti berikutnya yang melakukan penelitian yang sejenis, diharapkan dapat mengembangkan teknik pengadilan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain secara lebih kreatif dengan mengembangkan keterampilan berbahasa yang lainnya