Pola Kalimat Bahasa Indonesia dalam Karangan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kauman Tulungagun

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Kalimat merupakan unit terkecil bahasa. Oleh karena itu, kalimat juga memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam menuangkan gagasan, ide, atau pesan baik secara tulis maupun lisan. Kalimat mengandung pesan yang akan disampaikan penulis kepada pembaca. Sebuah karangan terbentuk dari susunan beberapa kalimat dalam bahasa tulis. Sebuah kalimat mempunyai pola-pola tertentu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin komplek pula pola kalimat maupun kosa kata yang digunakannya. Salah satu kegiatan menuangkan gagasan, ide, atau pesan lewat kalimat (tulis) adalah mengarang. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide atau pesan yang terkandung dalam kalimat. Seorang penulis karangan harus memperhatikan pola kalimat yang digunakan karena pola kalimat akan berpengaruh pada kesempurnaan proses penyampaian dan penerimaan pesan. Dengan demikian, proses mengarang juga perlu memperhatikan pola kalimat. Seiring dengan pentingnya tatakalimat dalam bahasa tulis, maka perlu adanya sebuah usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Dengan demikian, perlu diadakan penelitian tentang tatakalimat kepada siswa khususnya tentang pola kalimat. Untuk itulah, dalam penelitian ini dipilih masalah pola kalimat berdasarkan jumlah klausa dalam karangan siswa kelas X SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung dan pola kalimat berdasarkan sifat hubungan aktor-aksi dalam karangan siswa kelas X SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat bahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas X SMA. Data tentang kalimat bahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas X SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung ini dikumpulkan oleh peneliti sendiri sebagai instrumen kunci dengan memberikan tugas mengarang kepada siswa dan dibantu oleh guru kelas atau guru bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang menunjukkan pola kalimat berdasarkan jumlah klausa dan pola kalimat berdasarkan sifat hubungan aktor-aksi dalam karangan siswa. Jumlah siswa yang diteliti dalam penelitian ini adalah 41 siswa. Hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut. Pertama, pola kalimat dalam karangan siswa kelas X SMAN 1 Kauman Tulungagung berdasarkan jumlah klausanya adalah (1) pola kalimat sederhana meliputi 17 pola, yaitu S-P, S-P-O, S-P-Ket, S-P-O-Pel, S-P-O-Ket, Ket-S-P, Ket-S-P-O, Ket-S-P-Pel, S-P-Pel, Ket- P-S, S-Ket-P-O, S-Ket-P-Ket, S-P-Ket-Ket, S-P-Pel-Ket, Ket-S-P-Ket, Ket-S-P- O-Ket, dan P-S-Ket. (2) pola kalimat luas setara, yaitu kalimat luas setara ipenjumlahan, kalimat luas setara perurutan, kalimat luas setara pemilihan, dan kalimat luas setara pertentangan, (3) pola kalimat luas bertingkat, yaitu kalimat luas bertingkat dengan klausa bawahan berstatus sebagai atribut S, kalimat luas bertingkat dengan klausa bawahan berstatus sebagai atribut O, kalimat luas bertingkat dengan klausa bawahan berstatus sebagai atribut Pel, kalimat luas bertingkat gabungan dari dua klausa atau lebih; dan (4) pola kalimat luas campuran, yaitu kalimat luas campuran dengan satu pola atasan dan dua atau lebih pola bawahan yang setara dan kalimat luas campuran dengan dua atau lebih pola atasan yang setara dan satu pola bawahan. Kedua, pola kalimat dalam karangn siswa kelas X SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung berdasarkan sifat hubungan aktor-aksi meliputi (1) pola kalimat aktif, yaitu kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif; (2) pola kalimat pasif; (3) pola kalimat resiprokal. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diajukan oleh penulis ditujukan kepada pengajar di SMA, peneliti selanjutnya, dan penulis buku teks. Kepada pengajar Bahasa Indonesia di SMA diharapkan untuk lebih memberikan latihan menulis. Selain itu, guru diharapkan memberikan contoh kalimat yang bervariasi sebagai pengayaan. Hal ini dimaksudkan agar perbendaharaan pola kalimat siswa lebih berkembang. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang serupa. Dari penelitan yang serupa diharapkan dapat mengungkap lebih dalam tentang macam-macam pola kalimat yang digunakan siswa SMA. Hal ini bertujuan untuk perbandingan dan pendalaman. Sementara iu, kepada penulis buku teks diharapkan untuk mengintegrasikan materi tentang tatakalimat khususnya pola kalimat dalam pembelajaran menulis, baik menulis cerpen sekalipun. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan siswa tentang tatakalimat (ilmu sintaksis). Dengan begitu, siswa mempunyai banyak pengetahuan tentang tatakalimat khususnya macam-macam pola kalimat