Struktur Kalimat dalam Karangan Siswa Kelas III Sekolah Dasar

Kalimat sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi. Kalimat digunakan seseorang untuk mengungkapkan ide, gagasan, pendapat, dan perasaannya. Struktur sebuah kalimat akan berpengaruh terhadap kesempurnaan proses penyampaian dan penerimaan pesan kepada pendengar atau pembaca. Penguasaan struktur kalimat merupakan salah satu syarat penting bagi seorang penulis. Salah satu kegiatan menuangkan ide lewat kalimat-kalimat (tulis) adalah mengarang. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik kepada pembaca. Menulis sebuah karangan yang baik memerlukan penguasaan ketrampilan dalam menyusun kalimat dan memilih kata-kata yang tepat. Mengingat betapa pentingnya kemampuan dalan menyusun struktur kalimat yang benar, maka penelitian ini perlu dilaksanakan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang struktur kalimat dalam karangan siswa kelas III Sekolah Dasar. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: (1) struktur kalimat dalam karangan siswa kelas III Sekolah Dasar berdasarkan jumlah klausanya, dan (2) struktur kalimat dalam karangan siswa kelas III Sekolah Dasar berdasarkan relasi antaraktor dan aksinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data penelitian berupa kalimat bahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas III Sekolah Dasar. Data penelitian tentang struktur kalimat dalam karangan siswa kelas III Sekolah Dasar ini dikumpulkan oleh peneliti sendiri sebagai instrumen kunci dengan bantuan guru kelas dengan memberikan tugas mengarang kepada siswa. Hasil penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang menunjukkan struktur kalimat berdasarkan jumlah klausanya dan berdasarkan relasi antaraktor dan aksinya. Jumlah siswa dalam penelitian ini adalah 38 siswa. Hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, struktur kalimat dalam karangan siswa kelas III Sekolah Dasar berdasarkan jumlah klausanya adalah (1) struktur kalimat sederhana meliputi 12 pola, yaitu S-P, S-P-K, K-S-P, K-S-P-K, S-K-P-K, S-P-K-K, S-P-O, S-P-Pel, S-P-O-K, K-S-P-O, S-K-P-O, dan K-S-P-Pel; (2) struktur kalimat luas setara, yaitu kalimat luas setara penjumlahan, kalimat luas setara pertentangan, dan kalimat luas setara perurutan; (3) struktur kalimat luas bertingkat, yaitu kalimat luas bertingkat gabungan dari dua klausa atau lebih, kalimat luas bertingkat berstatus atribut dalam fungsi subjek, kalimat luas bertingkat berstatus atribut dalam fungsi objek, kalimat luas bertingkat berstatus atribut dalam fungsi keterangan; dan (4) struktur kalimat luas campuran, yaitu kalimat luas campuran dengan satu pola atasan dan dua atau lebih pola bawahan dan kalimat luas campuran dengan dua atau lebih pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan. Kedua, struktur kalimat dalam karangan siswa kelas III Sekolah Dasar berdasarkan relasi antaraktor dan aksinya adalah (1) struktur kalimat aktif, yaitu kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intansitif; (2) struktur kalimat pasif; (3) struktur kalimat anti-aktif; dan (4) struktur kalimat anti-pasif. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diajukan oleh penulis ditujukan kepada pengajar di SD dan peneliti selanjutnya. Kepada pengajar diharapkan dapat lebih banyak memberikan latihan menulis (mengarang) kepada siswa dengan memperhatikan penggunaan struktur kalimat dalam kegiatan menulis sehingga terdapat kebervariasaian dalam pemakaian kalimat. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengungkapkan macam-macam struktur kalimat dari sudut pandang yang lain dan bersifat memecahkan masalah dalam rangka meningkatkan ketrampilan siswa dalam menulis. Hambatan dalam penelitian ini adalah sebagian kalimat dalam teks tidak menggunakan tanda baca pada akhir kalimat, sebagian tidak diawali dengan huruf kapital, tulisan yag sukar dibaca, dan bahasa yang dipakai banyak yang berinterferensi antara bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia