Teknik Persuasi Belantik dalam Tindak Bisnis

Persuasi sebagai alat mempengaruhi orang lain, baik secara personal maupun massal menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mencapai tujuan/mewujudkan kepentingan. Penggunaan persuasi tidak hanya terbatas pada pelaku bisnis berskala besar, yang menawarkan produknya melalui promosi di berbagai media periklanan, tetapi juga terdapat pada pelaku bisnis berskala kecil yang bertahan di pasar tradisional. Pasar tradisional, yang memungkinkan penjual bertemu langsung dengan pembeli, tentunya banyak membutuhkan teknik persuasi untuk memikat calon pembeli. Hal ini pula yang terjadi pada belantik yang menjual hewan dagangannya kepada pembeli. Dalam penelitian ini penggunaan teknik persuasi dalam tindak bisnis belantik dijadikan sebagai kajian utama karena adanya kekhasan dalam tuturan dan teknik persuasi belantik, yang belum tentu dapat ditemukan dalam tindak bisnis lain. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari lapangan. Penelitian ini memiliki dua jenis data, yakni data primer yang berupa data tuturan/verbal, dan sekunder yang berupa data nonverbal. Data verbal berupa catatan kebahasaan yang terekam oleh peneliti. Data nonverbal berupa data tertulis yang meliputi data catatan lapangan, data statistik penduduk dan data fotografis. Instrumen kunci penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama bertugas mengumpulkan, mereduksi, menganalisis, dan menafsirkan data menjadi laporan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan perekaman tuturan belantik secara tertulis. Teknik persuasi yang terdapat dalam tindak bisnis belantik di Pasar Sapi Pujon, Malang meliputi (1) teknik rasionalisasi, (2) teknik identifikasi, (3) teknik sugesti, (4) teknik kompensasi, (5) teknik penggantian, (6) teknik pay off idea, (7) teknik fear arousing, (8) teknik empathy, (9) teknik packing, (10) teknik red herring dan (11) teknik asosiasi. Teknik rasionalisasi yang ditemukan dibedakan menjadi (1) teknik rasionalisasi dengan penekanan pada kondisi fisik hewan dagangan, dan (2) teknik rasionalisasi dengan penekanan pada harga. Teknik identifikasi yang ditemukan dibedakan menjadi (1) teknik identifikasi berdasarkan persamaan kepentingan, dan (2) teknik identifikasi berdasarkan status sosial. Teknik sugesti dibedakan menjadi (1) teknik sugesti melalui paparan solusi, (2) teknik sugesti melalui pengambilan resiko, (3) teknik sugesti melalui paparan jaminan, (4) teknik sugesti melalui paparan perbandingan, (5) teknik sugesti melalui penegasan, (6) teknik sugesti melalui paparan keuntungan.Teknik kompensasi yang ditemukan mengacu pada teknik kompensasi pada tindakan lain.Teknik penggantian yang ditemukan berupa penggantian dengan mengganti objek yang lain. Teknik pay off idea yang ditemukan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat keuntungan tersebut, yakni teknik pay off idea yang memberikan keuntungan secara langsung dan teknik pay off idea dengan pemberian keuntungan secara tidak langsung. Teknik pay off idea yang keuntungannya bersifat langsung, dibagi menjadi dua yaitu: (1) pemberian keuntungan berupa kelebihan fisik hewan, (2) pemberian keuntungan secara finansial, dan (3) pemberian keuntungan berupa jasa. Kemudian, teknik pay off idea dengan keuntungan secara tidak langsung meliputi 3 bagian yakni: (1) pemberian keuntungan berupa kelebihan fisik hewan, (2) pemberian keuntungan secara finansial, dan (3) pemberian keuntungan yang berupa kesempatan. Teknik fear arousing yang ditemukan, dipilah menjadi (1) teknik fear arousing melalui perbandingan, dan (2) teknik fear arousing dengan tekanan waktu.Teknik empathy yang ditemukan dalam penelitian ini mengacu pada identifikasi belantik sebagai pembeli yang didukung dengan 1 data.Teknik packing yang ditemukan dalam penelitian ini dipilah menjadi: (1) teknik packing melalui pengunaan sapaan pengakrab, (2) teknik packing melalui humor, (3) teknik packing melalui kata bijak, (3) teknik packing melalui bahasa Jawa krama, dan (4) teknik packing melalui istilah khusus. Teknik red herring yang ditemukan dalam penelitian ini dibedakan menjadi: (1) teknik red herring pada harga hewan dagangan, dan (2) teknik red herring pada pemberian keuntungan.Teknik Asosiasi yang ditemukan dalam penelitian ini mengacu pada Jenis Sapi tertentu. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat sebelas teknik persuasi dalam tindak bisnis belantik. Berdasarkan simpulan penelitian ini, secara umum disarankan bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pengembangan penelitian terkait dengan masyarakat dalam kajian linguistik, baik linguistik secara struktural maupun linguistik dengan disiplin ilmu yang lain. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk para peneliti sejenis adalah pada perekaman data. Penelitian yang lokasinya memungkinkan terjadinya pemusatan massa, sebaiknya menggunakan teknik perekaman data yang benar-benar terpilih dan telah diuji cobakan terlebih dahulu.