peran guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar

ABSTRAK Wati, Reta Dian Purnama. 2014. Peran Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. H. Ahmad Sonhadji K.H., M.A., Ph.D., (II) Dra. Hj. Widiyanti, M.Pd. Kata kunci : peran guru, implementasi Kurikulum 2013 Guru sebagai salah satu komponen pendidikan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pendidikan. Guru di sekolah mempunyai peran penting dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, karena gurulah yang merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Tanpa guru, implementasi kurikulum tidak akan terselenggara dengan baik dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Mengingat peran guru yang begitu besar dalam implementasi Kurikulum 2013, guru dituntut untuk bekerja sebaik-baiknya dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar yang terbagi dalam enam fokus penelitian berikut ini: (1) peran guru SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar dalam perencanaan RPP pada Kurikulum 2013, (2) peran guru SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar dalam pelaksanaan (proses) pembelajaran pada Kurikulum 2013, (3) peran guru SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar dalam evaluasi pembelajaran pada Kurikulum 2013, (4) faktor keberhasilan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar, (5) faktor resistensi dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar, dan (6) upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi faktor resistensi dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SMK PGRI Wlingi Kabupaten Blitar. Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan penelitian studi kasus. Pada penelitian ini, peneliti merupakan satu-satunya pengumpul data yang melakukan sendiri prosedur pengumpulan data. Peneliti melakukan berbagai kegiatan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk menggali semua informasi terkait peran guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Peneliti melakukan analisis data dengan alur berikut ini: (1) mengumpulkan data; (2) mereduksi data; (3) mengkategorikan data kedalam masing-masing fokus penelitian; dan (4) menyimpulkan data. Kesimpulan penelitian tentang peran guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SMK PGRI Wlingi adalah: (1) peran guru dalam perencanaan RPP adalah melakukan diskusi secara berkelompok dengan guru mata pelajaran sejenis dalam proses perencanaan RPP, merencanakan dan menyusun RPP melalui langkah-langkah yang sesuai dengan Kurikulum 2013; (2) peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah melaksanakan pembelajaran secara rinci, sebagai fasilitator yang memandu siswa dalam proses belajar, memberikan pendidikan karakter, membimbing siswa dalam belajar, memilih dan menggunakan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang bervariasi untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar; (3) peran guru dalam evaluasi pembelajaran adalah melakukan penilaian proses belajar dan hasil belajar siswa, memilih dan menggunakan teknik penilaian yang bervariasi, dan memberikan pengajaran remidial; (4) faktor keberhasilan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah 90 % perangkat pembelajaran yang disusun sudah baik, RPP yang disusun bisa dilaksanakan pada proses pembelajaran, siswa lebih aktif, dan hasil belajar siswa lebih baik; (5) faktor resistensi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah sumber belajar yang pas belum ditemukan saat proses penyusunan RPP, kemampuan siswa berbeda-beda, guru belum bisa menemukan cara untuk membuat siswa lebih aktif, penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran untuk mata pelajaran produktif belum bisa dilakukan sepenuhnya, guru mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian afektif masing-masing siswa, dan beberapa siswa yang belum menyelesaikan kewajiban pembayaran biaya sekolah; (6) upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi faktor resistensi dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah mengikuti diklat Kurikulum 2013 maupun melakukan musyawarah dan berperan aktif mencari sumber belajar, mengkombinasikan kurikulum yang lama dengan kurikulum yang baru supaya semua siswa bisa belajar, memberi motivasi belajar kepada siswa, tidak membiarkan siswa untuk mencoba-coba peralatan praktik tanpa ada pengawasan dari guru, memanfaatkan waktu sebisa mungkin untuk melakukan penilaian afektif, dan meminta uang pembayaran yang menjadi kewajiban siswa supaya siswa bisa mengikuti evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil temuan ini, beberapa saran dapat diajukan kepada: (1) kepala SMK PGRI Wlingi diharapkan dapat memonitoring peran guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013; (2) Bapak/Ibu guru SMK PGRI Wlingi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait Kurikulum 2013 dengan mengikuti diklat, meningkatkan kualitas dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, memanajemen waktu pembelajaran dengan baik, dan lebih kreatif mengelola pembelajaran; (3) Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) sebaiknya lebih mempersiapkan calon pendidik dengan dibekali ilmu yang mumpuni terkait Kurikulum 2013; (4) Direktorat Pembinaan SMK diharapkan dapat memberikan pembinaan dengan baik kepada seluruh SMK di Indonesia terkait implementasi Kurikulum 2013 untuk mengurangi penyimpangan yang timbul dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013; dan (5) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menambahkan dan mengembangkan variabel lain yang belum termasuk dalam penelitian ini