PROFIL KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di kalangan peserta didik. Peserta didik di sekolah menengah pertama berada pada masa remaja yang berada pada masa puncak emosionalitas yang tidak stabil dan mudah terpengaruh. Oleh sebab itu peserta didik harus memiliki kemampuan untuk dapat mengelola emosinya dengan baik, yaitu dengan mengembangkan kecerdasan emosinya. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi proses emosi serta mengelolanya, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kecerdasan emosi peserta didik sekolah menengah pertama. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019. Sampel dari penelitian ini melibatkan 386 peserta didik terdiri dari 126 peserta didik kelas VII, 126 peserta didik kelas VII, dan 134 peserta didik kelas IX. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dikembangkan oleh Suprihatin (2016) yang diadaptasi dari teori kecerdasan emosi Goleman (1995) yang terdiri dari 50 butir pernyataan. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kecerdasan emosi peserta didik SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019 berada pada kategori tinggi, sehingga peserta didik dianggap sudah cukup memiliki kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. The background of this research is by the phenomenon that happened in student’s environment. Junior high school students is an adolescence on a phase where their emotionally is unstable. In this phase, adolescence should be able to develop their emotional intelligence. Emotional intelligence is an ability to identify and managing the emotion process, for themselves as well as for the others. The purpose of this research is to know the emotional intelligence profile of Junior High School students. This research used descriptive research method with quantitative approach. Population of this research is students from SMP 19 Bandung with 386 students as a sample from all the grades (126 students from 7th grade, 126 students from 8th grade, and 134 students from 9th grade). Emotional Intelligence instrument developed by Suprihatin (2016) that adapted from Goleman (1995) is used to reveal emotional intelligence profile. The result of this research showed that emotional intelligence of Junior High School students is generally high. In the other hand, Junior High School students considered to be able to know their emotion, manage their emotion, motivate self, also know others emotion and building a relationship with others