Praktik Kultural Komunitas Rumah Literasi Indonesia Dalam Mengembangkan Literasi Pariwisata Di Kabupaten Banyuwangi

Pariwisata merupakan salah satu produk sosial-budaya yang memberikan sumbangsih berarti bagi indeks pembangunan suatu negara. Produk wisata, pada dinamikanya semakin mengedepankan pengelolaan lingkungan, alam, budaya, serta kearifan lokal tiap-tiap daerah. Oleh karenanya, kepuasan wisatawan dalam berwisata kini tidak hanya didasarkan pada kelengkapan fasilitas dan keindahan alamnya saja, melainkan juga keleluasaan interaksi dengan masyarakat lokal. Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu daerah dengan potensi pariwisata yang melimpah, dituntut untuk tuntas dalam mengelola berbagai potensi pariwisata tersebut, meskipun dalam perkembangannya belum semua terkelola menjadi destinasi wisata. Fenomena kemunculan Rumah Literasi Indonesia membawa semangat pembaharuan dalam konteks optimalisasi potensi pariwisata di Banyuwangi. Komunitas yang lahir dari semangat gotong masyarakat ini membawa visi penyadaran kepada masyarakat, yang dimanifestasikan dengan misi-misi sosial. Misi sosial tersebut berupa program kerja yang menjadikan potensi pariwisata di banyuwangi sebagai objek berliterasi, sehingga masyarakat memiliki pemahaman komperhensif mengenai tatakelola pariwisata yang partisipatif dan berkelanjutan. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode etnografi dengan teknik purposive sampling, serta digunakan teknik in-depth interview terhadap lima pengurus komunitas. Asumsi teoretis yang duigunakan adalah teori habitus dan arena produksi kultural yang digagas oleh Pierre Bourdieu, yang menghasilkan temuan-temuan berupa aktifitas distribusi modal budaya yang memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan literasi pariwisata masyarakat Banyuwangi