KOMUNIKASI POLITIK PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUNGAN (PDIP) UNTUK MEMPEROLEH SUARA PEMILIH MUSLIM PADA PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2018 (Studi kasus Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kabupaten Klaten)

Skripsi ini berjudul ”KOMUNIKASI POLITIK PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDIP) UNTUK MEMPEROLEH SUARA PEMILIH MUSLIM PADA PILGUB JAWA TENGAH 2018” disusun oleh Muhamad Wisnu Haidir, NIM : 14210094, Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dibawah bimbingan oleh Dr. Hamdan Daulay, M.si., M.A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk memperoleh suara pemilih muslim pada pilgub Jawa Tengan 2018 beberapa fenomena yang diteliti mengenai unsur-unsur komunikasi politik mengenai komunikator politik, isi pesan, komunikan, efek komunikasi politik dan saluran politik serta ditambah dengan hambatan yang dialami pada saat melaksanakan komunikasi politik. Penelitian ini menggunakan teori dari Dan Nimmo tentang unsurunsur komunikasi politik. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara yang kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif. Dalam pengumpulan data wawancara dilakukan kepada Ketua DPC PDIP Kabupaten Klaten dan Ketua Tim Pemenangan Ganjar-Yasin PDIP Kabupaten Klaten. Hasil Penelitian ini adalah : (1) PDIP Kabupaten Klaten mengerahkan semua kadernya sebagai komunikator politik baik ditingkat pusat sampai ditingkat anak ranting. (2) Pesan politik yang disamapaikan kepada komunikator bersifat khusus dan umum (3) Pemetaan Komunikan berdasarkan segmen dan target kampanye (4) Efek yang ingin dicapai oleh PDIP Kabupaten Klaten pada saat melakukan komunuikasi politik (5) Menggunakan alat bantu seperti media, anggota legislatif, ulama dan tokoh masyarakat (6) Faktor dan hambatan yang dialami oleh PDIP Kabupaten pada saat melakukan komunikasi politik. PDIP Kabupaten Klaten dalam melaksanakan komunikasi politik cukup baik namun, ada beberapa sektor yang harus dievaluasi yaitu kurang meratanya penyebaran mesin partai, publikasi yang kurang maksimal, minimnya kedekatan dan hubungtan dengan masyarakat, kurang kompaknya kader partai dan perbedaan kekuatan ditiap-tiap sektornya yang menyebabkan perolehan suara calon yang diusung tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan