MODUS KALIMAT DALAM CERPEN SURAT KABAR KOMPAS DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI SMAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan modus kalimat yang terdapat dalam cerpen Surat Kabar Kompas dan implikasinya bagi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XI. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jakarta selama satu semester yaitu semester genap tahun akademik 2015/2016 dengan menganalisis cerpen pada Surat Kabar Kompas. Pengambilan data dilakukan pada Januari sampai Februari 2016. Fokus penelitian ditujukan pada penggunaan modus kalimat yang diperoleh dari wacana cerpen Surat Kabar Kompas yakni 9 jenis modus kalimat. Objek penelitian adalah kalimat dalam wacana cerpen. Adapun data yang digunakan berasal dari cerpen yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu cerpen Surat Kabar Kompas yang terbit pada hari Minggu Januari hingga Februari 2016 dan data tersebut diambil secara berurutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi, yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh dengan cara menentukan kalimat tokoh dalam cerpen mengandung modus dan kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data kalimat berdasarkan jenis modusnya. Hasil analisis diperoleh 172 data kalimat yang mengandung modus. Data modus deklaratif yakni modus deklaratif tak bermodalitas dengan frekuensi tertinggi sebanyak 42,44 % atau 73 data modus, jenis modus imperatif inklusif dan modus optatif dengan frekuensi terendah yaitu 0,58 % atau 1 data modus. Selain itu, ditemukan pula jenis modus yang tidak terlihat kemunculannya pada cerpen yaitu jenis modus imperatif berupa perintah bersifat tegas, modus imperatif berupa larangan bersifat tegas yang keduanya merupakan bagian dari jenis modus imperatif, dan jenis modus kondisional. Masing-masing dari ketiga jenis modus tersebut memiliki frekuensi kalimat 0. Sebagai simpulan, penggunaan modus kalimat dalam cerpen Surat Kabar Kompas berfungsi untuk menunjukkan sikap psikologis pembicara kepada pendengar atau pembaca untuk menyampaikan maksud. Pembicara yang dimaksud adalah tokoh di dalam cerpen. Penelitian ini diimplikasikan pada pengajaran bahasa Indonesia kelas XI SMA yaitu memproduksi teks cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah baik secara lisan maupun tulisan. Siswa dalam memproduksi teks cerpen sesuai dengan salah satu kompetensi dasar yang ada dalam menggunakan kalimat tokoh yang mengandung maksud atau modus yang disesuaikan dengan pembentukan karakter tokoh guna memudahkan siswa memahami cerita yang akan diproduksi. Maka, hendaknya siswa mulai mempelajari bagaimana menggunakan kalimat dalam berbagai teks dengan memperhatikan kelogisan, hubungan antara konstituen kalimat, dan bagaimana agar kalimat dapat dipahami dengan mudah sesuai maksud atau modus yang diharapkan sampai ke pembaca