LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PELATIHAN KERAJINAN BAGI DIFABEL DI KECAMATAN PAJANGAN, BANTUL D.I. YOGYAKARTA

Kabupaten Bantul merupakan satu kota yang memiliki potensi berupa jasa dan perdagangan serta industri kecil dan kerajinan. Potensi yang dimiliki kota Bantul dapat dikembangkan menjadi sebuah industri kreatif. Industri ekonomi kreatif di daerah Bantul menjadi unggulan karena sebagian masyarakat hidup pada sektor tersebut sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi pengangguran. Namun, Kabupaten Bantul memiliki jumlah penyandang disabilitas yang tidak sedikit. Jumlah penyandang disabilitas di Bantul merupakan imbas dari gempa 2006 yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun sudah 13 tahun berlalu, data dari Dinsos menunjukkan bahwa mayoritas kaum disabilitas masih dalam kategori usia produktif. Sebagai bentuk respon, Dinsos berupaya menjadikan kaum disabilitas Bantul ini tetap bisa mandiri dan sebisa mungkin tidak mengandalkan orang lain. Langkah tersebut tentunya membutuhkan sebuah wadah yang tepat untuk menunjang kegiatan yang akan dilakukan melalui pengolahan tata ruang yang edukatif sehingga mudah untuk diakses serta penggunaan fasilitas penunjang yang diolah melalui pendekatan arsitektur perilaku. Pendekatan arsitektur perilaku digunakan untuk menciptakan ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya sehingga tercipta kenyamanan secara fisik maupun psikis bagi penggunanya. Kata kunci : Disabilitas, Pelatihan, Edukatif, Arsitektur Perilak