PERAN SEKOLAH DALAM MENGANTISIPASI KENAKALAN REMAJA DI YOGYAKARTA (Studi Kasus Antisipasi Tawuran di MAN 2 Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh: Catur Triwibowo NIM 11250108 Pembimbing: Dr. Zainudin M.Ag. 196608271999031001 JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019

Kenakalan remaja merupakan bagian dari masalah sosial dimasyarakat yang terjadi pada usia remaja atau usia sekolah. Salah satu masalah yang sering terjadi pada kalangan pelajar adalah masalah tawuran antar pelajar. Yogyakarta sebagai kota pendidikan, masalah tawuran antar pelajar dahulu pernah menjadi masalah serius, hingga akhirnya masalah ini dapat diatasi oleh kerja sama antar pihak, termasuk peran sekolah dalam mengantisipasinya. Salah satu upaya antisipasi tersebut dilaksanakan oleh MAN 2 Yogyakarta, yang dimana dahulu sekolah ini sering terlibat masalah tawuran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab tawuran dikalangan pelajar dan mengetahui peran sekolah dalam antisipasi siswa tawuran di MAN 2 Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penyebab tawuran di MAN 2 Yogyakarta secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor Internal dan eksternal. Faktor internal didominasi karena pencarian jati diri, jiwa yang masih labil dan tidak dapat menyesuaikan diri, sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh kurangnya pengawasan orang tua, pengaruh teman sebaya dan sekolah yang kurang mampu mengidentifikasi kenakalan remaja (tawuran). Peran sekolah MAN 2 Yogyakarta dalam mengantisipasi tawuran sejak lama telah dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu preventif, rehabilitasi dan developmental. Peran preventif dilakukan dengan menjalin komunikasi yang intensif dengan siswa, orang tua siswa serta pihak kepolisian, menerapkan peraturan senja bersama orang tua, dan aturan 1821, kegiatan ekstrakulikuler, sosialisasi kenakalan remaja, dan melibatkan siswa dalam pakta integritas. Peran rehabilitasi dilakukan dengan memberi sanksi secara bertahap dan memberikan Bimbingan Konseling untuk keluar dari masalah. Peran developmental dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode psikologi dan spiritual