FENOMENA PEKERJA PENGUPAS BAWANG DALAM MEMAKNAI PENDIDIKAN

Penelitian ingin melihat makna pendidikan dikalangan pekerja pengupas bawang, karena yang mengupas bawang tidak hanya di lakoni oleh para orang tua, tetapi juga melibatkan anak-anak yang bekerja sebagai pengupas bawang dan mereka bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka bekerja di saat jam-jam sekolah. Penelitian ini mengambil lokasi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Peneliti tertarik mengambil topik ini karena ingin mengetahui sejauh mana pandangan atau pemahaman keluarga terhadap makna pendidikan bagi anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini terdapat 2 karakteristik subyek penelitian yaitu informan utama yang terdiri anak dan keluarga dan 2 informan kunci yaitu bandar bawang dan kepala pusat informasi UPB Pasar Induk Kramat Jati. Teknik pengumpulan data yang peneliti pergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 19 informan terdiri dari 9 orang tua dan 10 anak yang bekerja sebagai pengupas bawang dalam satu bandar bawang, memiliki pandangan yang berbeda dimana terdapat 11 orang yang memandang pendidikan kurang penting dan 8 orang yang menggangap pendidikan sangat penting. Keluarga yang menggangap pendidikan sangat penting bagi anak karena dengan pendidikan anak bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik. Keluarga yang menggangap pendidikan kurang pendidikan yang dipikirnya adalah kehidupan saat ini bagaimana mereka bisa makan, dan membayar tempat tinggal. Ada beberapa faktor yang membentuk pemaknaan pendidikan bagi orang tua, yaitu faktor latar belakang pendidikan orang tua, faktor ekonomi, dan faktor keadaan saat menjadi masyarakat urbanisasi. Faktor-faktor tersebut didukung dengan tindakan-tindakan yang dilakukan secara sadar dan terpilih. Tindakan-tindakan tersebut berupa tindakan tradisonal, tindakan afeksi, tindakan instrumental, dan tindakan rasionalisasi nilai