REVISI KRITERIA METODE EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SALAK SIDIMPUAN DI TAPANULI SELATAN

Salak merupakan maskot kota Padangsidimpuan. Salak sidimpuan (Salacca sumatrana Becc) merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari karena perpaduan rasa manis, asam dan sedikit sepat yang merupakan ciri khas salak sidimpuan. Dalam kurun waktu tujuh belas tahun terakhir produksi salak semakin berkurang. Salah satu upaya untuk mempertahankan maskot Padangsidimpuan sebagai kota salak, telah dilakukan kegiatan evaluasi kesesuaian lahan salak sidimpuan untuk menilai sifat tanah dan menentukan kendala utama serta alternatif pemecahannya dalam upaya meningkatkan produktivitas tanah. Penelitian disertasi ini berjudul “ Revisi Kriteria Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan Salak Sidimpuan di Tapanuli Selatan”. Tujuan penelitian ini untuk menentukan tanaman salak sebagai tanaman konservasi, menentukan kriteria metode evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman salak dan merevisi kriteria metode evaluasi kesesuaian lahan salak sidimpuan. Penelitian dilaksanakan di daerah sentra salak, yaitu Kecamatan Angkola Barat, Angkola Timur, dan Marancar di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan metode survei dan analisis data untuk menghitung besarnya luas DTA (Daerah Tangkapan Air) untuk masing-masing DTA dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak Arc GIS 10,1. Perhitungan intersepsi berdasarkan hasil pengukuran curah hujan, aliran batang dan air lolos tajuk, untuk menghitung kerapatan panjang akar (root length density) dihitung sesuai persamaan Newman (2013). Pengujian berbagai metode evaluasi lahan menggunakan metode Balai Penelitian Tanah (BPT) Bogor dan parametrik (Root square, Indeks storie dan metode Requier), serta pengujian status hara adalah menggunakan analisis kimia tanah meliputi unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) hara mikro (Fe, Cu, Zn, Mn, B, Mo, dan Si). Hasil intersepsi hujan pada tanaman salak dengan rataan 77,15 sampai 82,98 %, sedimen DTA lahan salak di tiga kecamatan jauh lebih rendah dibandingkan dengan DTA lahan nonsalak dan nilai erosi pada DTA lahan salak di Kecamatan Angkola Timur dan Marancar, masing-masing 2,35 ton/ha dan 2,45 ton/ha. Hasil pengujian beberapa metode evaluasi lahan salak sidimpuan dengan metode parametrik dan BPT (Balai Penelitian Tanah) Bogor menghasilkan bahwa metode requier menghasilkan kelas lahan salak tergolong S1 (sangat sesuai) pada semua unit lahan di tiga kecamatan. Kriteria metode evaluasi yang sesuai denagn tanaman salak adalah menyesuaikan kriteria lereng dengan persyaratan tumbuh tanaman salak, dan memasukkan kriteria ketersediaan hara makro kedalam persyaratan tumbuh tanaman salak. Kata Kunci : Revisi kriteria evaluasi lahan, Salak sidimpuan, Tanaman konservas