ANALISIS PERBANDINGAN PERIBAHASA INDONESIA DAN KOTOWAZA DENGAN UNSUR HEWAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN KAIWA DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Peribahasa adalah kata-kata indah yang disampaikan orang-orang terdahulu dan dikenal dalam kehidupan manusia sejak dahulu kala. Lingkungan memberikan pengaruh yang besar bagi lahirnya peribahasa. Oleh karena itu, terdapat perbedaan antara peribahasa di suatu negara dengan negara lainnya. Peribahasa terbentuk dari berbagai macam unsur, salah satunya adalah hewan. Dalam kotowaza dan peribahasa Indonesia ditemukan beberapa peribahasa yang maknanya mirip namun unsur hewan yang digunakan di dalamnya ada yang sama dan berbeda satu sama lain. Setelah menganalisis buku ajar yang digunakan di Jurusan bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta, diketahui bahwa kotowaza yang terdapat dalam buku terbilang sedikit. Sedikitnya kotowaza yang diperkenalkan, menyebabkan pembelajar tidak terbiasa dengan kotowaza sehingga mereka menganggap kotowaza itu sulit. Peneliti beranggapan perlu adanya sebuah bahan referensi tambahan untuk memperkenalkan kotowaza kepada pembelajar bahasa Jepang khususnya di Jurusan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kotowaza yang mengandung unsur hewan mamalia yang ada dalam kamus Meikyo Kotowaza Seiiku Tsukaikata Jiten dan peribahasa Indonesia yang mengandung unsur hewan mamalia dalam 5555 Peribahasa Asli Indonesia, serta menganalisis kesan orang Indonesia dan Jepang terhadap hewan mamalia tertentu dalam peribahasa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode konstrastif yaitu metode untuk membandingkan dua bahasa dan mengidentifikasi perbedaan kedua bahasa tersebut. Penelitian peribahasa ini dilakukan mulai Januari 2013 hingga April 2014. Selain itu, untuk mengetahui implikasi peribahasa dalam kaiwa dilakukan pembagian tes dan angket pada 4, 7, dan 8 April 2014. Setelah menganalisis kedua peribahasa diketahui bahwa terdapat 14 kotowaza dengan unsur hewan mamalia yang ada padanannya dengan peribahasa Indonesia yang mengandung unsur hewan mamalia, terdiri dari: 11 kotowaza yang maknanya serupa namun hewan mamalia yang digunakan berbeda, dan 3 kotowaza yang mengandung unsur hewan mamalia yang sama dan memiliki makna yang sama. Setelah dibagikan tes, nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa adalah 6,86. Lalu, setelah dibagikan angket diketahui bahwa 68,97% mahasiswa tertarik mempelajari kotowaza, 79,31% mahasiswa beranggapan kotowaza cocok dipelajari dalam mata kuliah kaiwa, 96,55% mahasiswa mengalami kesulitan ketika menggunakan kotowaza dalam kaiwa. Berdasarkan hasil penelitian, diajukan saran sebagai berikut: 1)Pengajar diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar bahasa Jepang bukan hanya dari buku panduan tetapi juga dari luar, seperti komik, koran dan lain-lain karena kotowaza terkadang ditemukan di dalamnya, 2)Mahasiswa diharapkan mencari tahu lebih banyak tentang kotowaza di luar buku panduan agar pengetahuannya bertambah