KAJIAN ORNAMEN MESJID HUNTO SULTAN AMAY GORONTALO

This research is aimed at studying the Hunto Sultan Amay Mosque located in Gorontalo City. Hunto Sultan Amay Mosque is the oldest mosque in the city of Gorontalo The Hunto Sultan Amay Mosque was built as proof of Sultan Amay's love for a daughter and is a representation of Islam in Gorontalo. Researchers will investigate the visual form of the Hunto Sultan Amay Mosque which was originally like an ancient mosque in the archipelago. can be seen from the shape of the roof which initially used an overlapping roof and then converted into a dome as well as mosques in the world, we can be sure the Hunto Sultan Amay Mosque uses a dome roof after the arrival of Dutch Colonial. The researcher used a qualitative method by observing the existing form in detail from the building of the mosque with an aesthetic approach, reviewing objects and selecting the selected ornament giving a classification of the shapes, so that the section became a reference for the author as research material. Based on the analysis of this thesis, the form  of the Hunto Sultan Amay mosque as well as the mosques located in the archipelago and the existence of ornaments in the Hunto Sultan Amay Mosque as a decorative structure support the grandeur of a mosque. On the other hand, Hunto Mosque ornaments reveal a teaching. The form of a teaching is manifested in the form of motives and does not depict living beings in a realist or naturalist manner. the decorative forms of the Hunto Sultan Sultan Mosque in general tend to lead to a form of flora, geometric ornaments, and ornament of calligraphy dominated by the distinctive colors of Islam, namely gold, white, red, yellow and green.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Masjid Hunto Sultan Amay yang berlokasi di Kota Gorontalo. Masjid Hunto Sultan Amay adalah masjid tertua di kota Gorontalo. Masjid Hunto Sultan Amay dibangun sebagai bukti cinta Sultan Amay terhadap seorang anak perempuan dan merupakan representasi Islam di Gorontalo. Para peneliti akan menyelidiki bentuk visual Masjid Hunto Sultan Amay yang awalnya seperti masjid kuno di Nusantara. bisa dilihat dari bentuk atapnya yang awalnya menggunakan atap yang tumpang tindih dan kemudian dikonversi menjadi kubah serta masjid di dunia, bisa dipastikan Masjid Hunto Sultan Amay menggunakan atap kubah setelah kedatangan Kolonial Belanda. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan mengamati bentuk yang ada secara rinci dari bangunan masjid dengan pendekatan estetika, meninjau objek dan memilih ornamen yang dipilih memberikan klasifikasi bentuk, sehingga bagian tersebut menjadi referensi bagi penulis sebagai penelitian. Berdasarkan analisis tesis ini, bentuk masjid Hunto Sultan Amay serta masjid yang berada di nusantara dan keberadaan ornamen di Hunto Sultan Amay Mosque sebagai struktur dekoratif mendukung kemegahan sebuah masjid. Di sisi lain, ornamen Masjid Hunto mengungkapkan ajaran. Bentuk ajaran dimanifestasikan dalam bentuk motif dan tidak menggambarkan makhluk hidup secara realis atau naturalis. bentuk dekoratif Masjid Sultan Sultan Hunto secara umum cenderung mengarah pada bentuk flora, ornamen geometris, dan ornamen kaligrafi yang didominasi oleh warna-warna khas Islam, yaitu emas, putih, merah, kuning dan hijau