JEJAK-JEJAK BAHASA MELAYU (INDONESIA) DALAM BAHASA MANDAR

Penelitian dunia Melayu di Indonesia Timur belum banyak diungkap bahkan penelitian\ud tentang ragam bahasa Melayu di Indonesia Timur belum banyak dilirik orang. Namun, ada\ud beberapa penelitian yang sudah dilakukan, seperti Collins (2008) menulis tentang bahasa\ud Melayu Ambon. Padahal ragam bahasa Melayu yang ada di Indonesia Timur sangat banyak,\ud seperti yang ada di Pulau Sulawesi. Di Pulau Sulawesi banyak ditemukan, namun secara garis\ud besar, ragam bahasa Melayu di Sulawesi ada enam disesuaikan dengan provinsi yang ada.\ud Adapun keenam ragam bahasa Melayu tersebut adalah ragam bahasa Melayu yang dan di\ud Provinsi Sulawesi Selatan,. Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara, Sulawesi\ud Barat, dan Gorontalo. Sekalipun ragam ini terpisahkan oleh batas-batas geografi, namun\ud keenamnya mempunyai persamaan walaupun masing-masing mempunyai kekhasan tersendiri.\ud Di Provinsi Sulawesi Barat terdapat beberapa bahasa daerah di antaranya adalah\ud bahasa Mandar. Bahasa ini digunakan di dua kabupaten dari lima kabupaten yang ada yakni\ud Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar. Adapun Kabupaten Mamuju, Mamasa, dan\ud Kabupaten Mamuju Utara mempunyai bahasa tersendiri. Bahasa Mandar termasuk rumpum\ud termasuk dalam rumpun Austronesia Barat.Menurut John Crawfurd dalam bukunya berjudul "On The Malayan and Polinesia\ud Languages and Races" bahwa bahasa-bahasa yang ada di Nusantara ini menunjukkan\ud adanya keserumpunan bahasa. Kemudian istilah tersebut menjadi popular untuk\ud menyebut keserumpunan bahasa-bahasa dari semenanjung Melayu sampai Polinesia.\ud Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahasa Mandar (salah satu bahasa\ud daerah yang ada di Sulawesi Barat, Indonesia) masuk dalam rumpun bahasa Melayu\ud tepatnya rumpun Austronesia Barat Daya.\ud Melalui penelitian penulis yang berjudul Jejak Bahasa Melayu dalam Bahasa Mandar\ud dengan menggunakan 200 kata oleh Morris Swades ditemukan keserumpunan antara\ud bahasa Mandar dan bahasa Melayu. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan bahasa\ud Mandar dalam aktivitas sehari-hari terdapat kesamaan kosakata yang digunakan,\ud misalnya bayu (Mandar) baju (Melayu), pake (Mandar) pakai (Melayu), dll. Lebih lanjut\ud penelitian ini menemukan bahwa jejak bahasa Melayu ada yang berbentuk perubahan\ud bunyi vokal, misalnya dari bunyi [i] ke [e] dalam kata benih dan banne. Perubahan\ud konsonan [d] ke [r] dalam kata darah dan rarah . Ada pula penambahan fonem, misalnya\ud penambahan [w] dalam kata air (Melayu) menjadi wae (Mandar). Penghilangan bunyi,\ud misalmnya, penghilangan bunyi [h] dalam kata hati (bahasa Melayu) kata are (bahasa\ud Mandar) dan met??tesis, misalnya tiup (bahasa Melayu) tui atau tue (bahasa Mandar).\ud Demikian ditemukan sisipan, misalnya sisipan -un- kuku (bahasa Melayu) menjadi\ud kanuku (dalam bahasa Mandar