MEKANISME FITOAKUMULATIF SPESIES Cd(II), Cr(VI) DAN Pb(II) PADA KANGKUNG DARAT (Ipomoae reptans Poir)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kangkung darat bersifat hiperakumulator terhadap ion Cd(II), Cr(VI), dan Pb(II), dan juga untuk mempelajari mekanisme akumulasi yang terjadi pada proses remediasi ion.\ud Penelitian Fitoakumulasi ion Cd(II), Cr(VI), dan Pb(II) pada tanah tercemar dilakukan dengan variasi waktu panen dan variasi konsentrasi ion Cd(II), Cr(VI), dan Pb(II), pada media tanam kangkung darat. . \ud Hasil analisis ion Cd(II), Cr(VI), dan Pb(II) dengan spektrofotometer serapan atom menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum ketiga logam ini masing-masing adalah; 1342,01; 1067,55; dan 1627,90 mg/kg berat dengan waktu tanam 21 hari. Karena konsentrasi ion Cd(II) lebih besar daripada 100 mg/kg dan konsentrasi ion Cr(VI) dan Pb(II) lebih besar daripada 1000 mg/kg maka tanaman kangkung darat dikategorikan sebagai tanaman hiperakumulator terhadap ketiga ion ini. Sedangkan distribusi ketiga logam ini pada morpologi tanaman kangkung darat ditemukan sesuai urutan akar > batang > daun. Hasil perhitungan faktor biokonsentrasi pada umumnya lebih besar dari satu sedangkan hasil perhitungan faktor transloksi lebih kecil dari satu. Nilai ini mengindikasikan bahwa mekanisme fitoakumulasi yang terjadi dalam proses akumulasi ion Cd(II), Cr(VI), dan Pb(II) adalah fitostabilasasi. Pada perlakuan kombinasi biner dan tertier terjadi efek sinergi positif terhadap ion Cd(II), Cr(VI), dan Pb(II