ANALISIS PEMANFAATAN RUANG DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL (STUDI KASUS PULAU PASI, KABUPATEN SELAYAR)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi umum dan potensi\ud ekosistem laut yang ada di sekitar Pulau Pasi, menganalisa pola pemanfaatan\ud ruang wilayah pesisir dan laut di sekitar Pulau Pasi bagi peruntukan budidaya laut,\ud wisata alam, konservasi dan penangkapan, serta memberikan alternatif zonasi\ud dalam pengelolaan Pulau Pasi berdasarkan kondisi, potensi dan kesesuaian\ud pemanfaatan ruang.\ud Penelitian dilakukan di Pulau Pasi Kabupaten Selayar. Metode pengumpulan\ud data yang digunakan adalah observasi, Participatory rural\ud appraisal, dan penginderaan jauh. Data dianalisis secara deskriptif.\ud 3.1.\ud Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pulau Pasi memiliki potensi sumberdaya\ud alam yang cukup besar sehingga memiliki peluang untuk peruntukan wilayah\ud konservasi, wisata pantai, wisata selam, budidaya rumput, dan budidaya keramba\ud jaring apung (KJA). Pola pemanfaatan ruang untuk kegiatan penangkapan\ud dilakukan dengan menggunakan pancing, jaring, bubu, dan sero (bila); pola\ud pemanfaatan ruang untuk pariwisata masih sebatas pada wisata pantai saja dengan\ud menikmati pasir putih; sementara pola pemanfaatan ruang untuk budidaya hanya\ud dimanfaatkan untuk budidaya keramba jaring apung (KJA) dan itu pun jumlahnya\ud sangat sedikit, padahal ruang untuk pemanfaatan tersebut cukup berpeluang dan\ud secara ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil\ud analisis potensi pemanfaatan ruang di Pulau Pasi melalui kelayakan pendekatan\ud ekologi dan baku mutu lingkungan, maka terdeteksi ada sekitar 653.693 ha untuk\ud zona konservasi, 56.228 ha untuk zona penyangga, serta 263.315,149 ha untuk\ud zona pemanfaatan yang terdiri atas 1.293,120 ha untuk zona wisata pantai, 94.717\ud ha untuk zona wisata selam, 167.305 ha untuk zona budidaya rumput laut, dan\ud 0.029 ha untuk zona budidaya keramba jaring apung (KJA)