TATA RUANG PERMUKIMAN TRADISIONAL TO KAJANG: KAJIAN SISTEM SOSIAL DAN NILAI BUDAYA

ABSTRAK\ud Arkeologi keruangan pada dasarnya merupakan kajian dalam arkeologi yang mempelajari ruang tempat ditemukannya hasil-hasil kegiatan manusia masa lampau, sekaligus mempelajari pula hubungan antar ruang dalam satu situs, sistem situs, beserta lingkungannya (Clarke, 1977). Pada masyarakat bercocok tanam, satuan ruang yang ada dalam permukiman terbentuk karena kecenderungan adanya kombinasi lingkungan dan faktor sosial budaya (Flannery, 1972a : Butzer, 1982). Memasuki era sejarah, permukiman di Indonesia ditandai dengan permukiman-permukiman tradisional yang menggambarkan tradisi megalitik, dan permukiman kerajaan. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana masyarakat pada suatu permukiman tradisional dalam hal ini kawasan To Kajang menjaga dirinya dari berbagai pengaruh atau intervensi dari luar, salah satunya dengan cara menjaga dan menerapkan dalam kehidupan keseharian ???pesan dan filosofi??? dari nenek moyang mereka, yang tertuang didalam ajaran ???Pasang Ri Kajang???. Bagi To Kajang, pasang menjadi kerangka acuan dalam pola berhubungan antar komunitas, baik pola hubungan yang vertikal, maupun horizontal.\ud Pola permukiman To Kajang ditandai dengan penduduk yang bertempat tinggal di suatu wilayah yang berada di perbukitan pinggir pantai Teluk Bone, berhadapan dengan pulau Selayar, ?? 153 km sebelah tenggara kota Makassar. Masyarakat To Kajang terdiri atas dua kelompok yang secara adat masuk ke dalam wilayah ipantarang embayya, dan wilayah ilalang embayya. Dengan mempergunakan media peninggalan megalitik, dan Islam masyarakat masih melakukan upacara ritual dan berusaha mengamalkan nilai-nilai moral dan kerohanian berdasarkan ajaran ???pasang??? yang merupakan ajaran leluhur mereka. Ajaran inilah yang jadi pedoman kedua kelompok masyarakat dan pemimpin di Kajang dalam kehidupan sehari-hari. Agama mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam arti kepercayaan terhadap nenek moyang.\ud Tata ruang kawasan ini dapat diklasifikasi menjadi dua bentuk yaitu bersifat makro yang menyangkut tata ruang desa, dan bersifat mikro yang menyangkut tata ruang rumah tinggal dan hutan adat. Tingkat analisis penelitian adalah skala meso dan makro, bertujuan untuk mengetahui struktur sosial, politik, ekonomi, kemampuan teknologi, dan ideologi dalam hal ini kepercayaan masyarakat Kajang. \ud \ud Kata Kunci: Arkeologi, Tata ruang, Permukiman, Ideologi, Sistem Sosia