PERBEDAAN KARAKTERISTIK IBU, PENGETAHUAN GIZI, POLA ASUH IBU, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN PENYAKIT INFEKSI PADA BALITA STUNTING DAN NON STUNTING DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN PROBOLINGGO

Stunting merupakan akibat dari permasalah gizi pada balita yang tidak segera ditangani dalam jangka waktu lama. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor meliputi tinggi badan ibu, riwayat usia ibu saat hamil, pengetahuan ibu tentang gizi, pola asuh, tingkat kecukupan zat gizi (energi, protein, vitamin A dan zink) dan riwayat penyakit infeksi balita. Stunting masih banyak terjadi di daerah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan tinggi badan ibu, riwayat usia ibu saat hamil, pengetahuan ibu tentang gizi, pola asuh ibu, tingkat kecukupan zat gizi dan riwayat penyakit infeksi pada balita stunting dan non stunting di wilayah pesisir Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control. Total sampel adalah 46 subjek balita, 23 balita kelompok stunting dan 23 balita kelompok non stunting. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data meliputi pengukuran tinggi badan balita dan ibu serta pengisian kuesioner pengetahuan gizi, pola asuh dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnare (SQ-FFQ). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Independet Sample T-Test. Terdapat perbedaan pengetahuan ibu tentang gizi (p=0,003; OR=0,953), pola asuh pemberian makan (p=0,002; OR=10,37), tingkat kecukupan energi (p=0,037; OR=4,407), protein (p=0,001; OR=12,5) dan zink (p=0,015; OR=6,175) pada balita stunting dan non stunting. Tetapi, tidak terdapat perbedaan tinggi badan ibu (p=0,757), usia ibu saat hamil (p=0,749), pola asuh perawatan kesehatan dasar (p=0,662), tingkat kecukupan vitamin A (p=0,314) dan riwayat penyakit infeksi (p=1,0) pada balita stunting dan non stunting di wilayah pesisir Kabupaten Probolinggo. Kesimpulan penelitian adalah responden yang memiliki pengetahuan gizi, pola asuh pemberian makan serta balita dengan tingkat kecukupan energi, protein dan zink yang kurang berisiko lebih besar balitanya mengalami stunting dibanding yang cukup. Oleh karena itu, responden diharapkan dapat meningkatkan konsumsi protein dan zink balita dengan variasi makanan seperti ikan teri dan hati ayam